REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Upaya peningkatan kesehatan warga pralansia dan lansia (lanjut usia) menjadi perhatian mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Hal itu mereka wujudkan dengan menyelenggarakan kegiatan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) berbasis pasar, bertempat di Pasar Bantul, DIY.
Kegiatan berlangsung sejak Ahad (10/4) dan akan digelar selama tiga bulan. Ini merupakan hasil dari Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat (PKM-M) yang diselenggarakan oleh Direktorat Perguruan Tinggi (Dikti).
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) UMY, Ena Septiningsih, menjelaskan posbindu merupakan bentuk kepedulian terhadap kesehatan bagi pedagang Pasar Bantul. Menurutnya, di Pasar Bantul cukup tinggi pedagang berusia pralansia dan juga lansianya.
Berbagai layanan kesehatan dilakukan. Mulai dari penimbangan berat dan pengukuran tinggi badan, senam hipertensi, pengecekan tekanan darah, pengecekan gula darah dan kolestrol, hingga konsultasi kesehatan. “Selain itu juga pemberian asupan nutrisi bagi kalangan pralansia dan lansia,” ujar dia, dalam siaran persnya, Senin (11/4).
Ia menambahkan, pada dasarnya masing-masing pedukuhan di Bantul telah memiliki program posyandu untuk pralansia dan lansia. Namun karena kesibukan sebagai pedagang pasar, sehingga masyarakat belum memanfaatkan kegiatan posyandu tersebut dengan rutin.
“Di pasar ini kami memudahkan warga pralansia dan lansia untuk rutin mengecek kesehatannya, di sela-sela kesibukan mereka berdagang,” ujar dia.
Menurutnya, kegiatan ini merupakan dana hibah yang diberikan oleh dikti melalui proposal mahasiswa UMY berjudul ‘L-SAR 118 Layanan Posbindu Berbasis Pasar’, Upaya Peningkatan Kesehatan Pralansia dan Lansia di Pasar Bantul’.
Dikatakan, keberlanjutan dari program akan dibentuk kader kesehatan yang dikelola pedagang pasar terkait dengan posbindu. Kegiatan tersebut akan berjalan rutin. Adapun kelompok PKM beranggotakan Ena Septiningsih sebagai ketua kelompok, Anisa Ratnasari , Eka Safitri AS Sangadji, Masita Dewi A, sebagai anggota, serta Dr Titih Huriah, sebagai dosen pendamping.