REPUBLIKA.CO.ID, PANDEGLANG -- Kepala Kantor Bahasa Provinsi Banten Muhamad Luthfi Baehaki menyatakan, kemampuan membaca siswa Indonesia, termasuk di Pandeglang, Banten masih rendah. Perlu upaya lebih untuk meningkatkannya.
"Kemampuan membaca siswa kita masih rendah, atau menduduki peringkat 62 dari 64 negara yang dites 'Programme for International Student Assessment' (PISA)-nya," katanya di Pandeglang, Senin (12/4) malam.
Padahal, kata dia, membaca sangat penting. Karena itu Kantor Bahasa Provinsi Berupaya memicu para siswa, baik di sekolah reguler maupun pondok pesantren untuk senang dan membudayakan membaca.
"Ingat kalau ingin mengenal dunia membaca adalah caranya. Kalau ingin menguasai dunia menulis caranya, maka masih banyak harus kita kerjakan secara bersama-sama," ujarnya.
Menurut dia, kantor bahasa sudah bekerja sama dengan beberapa sekolah untuk melakukan pelatihan dan lomba membaca dan menulis bagi para siswa."Sekarang kita bekerja sama dengan Kantor Kementerian Agama Pandeglang melaksanakan revitalisi sastra lisan, dalam kegiatan ini para santri 'maca syekh'" katanya.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pandeglang Subkhi menyatakan, upaya Kantor Bahasa Banten mendorong para siswa untuk gemar membaca merupakan kegiatan yang positif dan perlu didukung.
"Memang betul kemampuan membaca siswa kita, baik di sekolah umum, madrasah maupun pondok pesantren masih rendah, dan jauh dibandingkan di negara lain," katanya.
Kata dia, ada ungkapan 'kalau di negara lain seperti Jepang dan Amerika susah menyuruh siswa untuk diam, karena mereka aktif bertanya dan menjawab, di negara kita susah menyuruh siswa untuk bicara, baik bertanya maupun menjawab'.Karena itu, ia berharap ke depan Kantor Bahasa juga melaksanakan kegiatan bagi para guru dan siswa di madrasah.