REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Perusahaan global bidang pengelolaan energi dan automasi, Schneider Electric mengalokasikan satu juta euro atau Rp 15 miliar untuk dunia pendidikan di Indonesia. Country President Schneider Electric Indonesia, Riyanto Mashan mengatakan, dana tersebut dikhususkan untuk membantu sebanyak 700 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), khususnya pendidikan elektro.
"Penandatanganan atau Letter of Intent (LoI) akan dilakukan pekan depan di Paris bersama dengan Menteri Pendidikan," kata Riyanto dijumpai Republika.co.id di Kuta, Kamis (14/4).
Perusahaan raksasa asal Prancis ini mencoba menjembatani kebutuhan dunia industri dengan pendidikan. Bantuan dana tersebut, kata Riyanto, juga meningkatkan transfer ilmu pengetahuan untuk generasi muda usia sekolah di Indonesia.
Riyanto menambahkan, pihakna berkomitmen melakukan pengembangan sumber daya manusia di Indonesia mengingat masih banyak masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan. Sebelumnya, perusahaan ini membuka kelas kelistrikan berkurikulum khusus dengan menggunakan fasilitas peralatan produk-produk Schneider Electric untuk siswa SMK.
Sebagian dari lulusannya bahkan diterima bekerja langsung di Schneider. Ini karena siswa-siswa SMK tersebut telah menjelma menjadi tenaga kerja mahir dan siap pakai. Schneider Electric memiliki tujuh kantor penjualan di Indonesia, yaitu di Medan, Palembang, Semarang, Balikpapan, Makassar, Surabaya, dan Jakarta.
Delapan pabrik besarnya memenuhi kebutuhan pasar lokal dan Asia Pasifik yang berlokasi di Batam, Cibitung, Pulogadung, dan Cikarang. Produksi Schneider, kata Riyanto, 48 persennya menggunakan konten lokal. Schneider Electric Indonesia juga menggandeng sekitar 500 supplier yang umumnya pelaku usaha mikro. Asia Pasifik merupakan pasar penting Schneider, khususnya Cina, India, dan Indonesia.