Selasa 26 Apr 2016 15:02 WIB

UMY Terapkan Teknologi Turnitin Cegah Plagiarisme

Salah satu petugas perpustakaan UMY sedang menjelaskan sistem kerja software turnitin kepada peserta sosialisasi.
Foto: Dokumen
Salah satu petugas perpustakaan UMY sedang menjelaskan sistem kerja software turnitin kepada peserta sosialisasi.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) berencana memanfaatkan aplikasi Turnitin untuk mengurangi tingkat plagiarisme di kalangan mahasiswa. Penerapan teknologi ini dipantau secara langsung oleh Perpustakaan UMY. 

Seperti dijelaskan Kepala Perpustakaan UMY, Lasa HS, perkembangan teknologi informasi saat ini memberikan kemudahan dalam berbagai aspek kehidupan. Melalui media internet, segala bentuk kebutuhan tugas perkuliahan mahasiswa dapat dengan mudah diakses melalui internet.

Namun yang perlu dicermati, paparnya, dengan kemudahan akses internet dalam mencari sebuah data, tak jarang sebagian mahasiswa melakukan tindakan plagiarisme dalam mengerjakan tugas perkuliahan maupun tugas akhir (skripsi).

“Oleh karenanya, kita berencana menggunakan teknologi Turnitin untuk mengurangi tingkat plagiarisme di kalangan mahasiswa tersebut,” katanya, dalam acara Sosialisasi Program Turnitin di Ruang CBT Gedung Skill Lab RS PKU Gamping lantai 3, Selasa (26/4). 

Dijelaskan, Turnitin merupakan sebuah software berbasis website yang memiliki fungsi untuk mengecek tingkat plagiasi pada tugas maupun skripsi mahasiswa. Selain untuk melihat tingkat plagiasi, aplikasi ini juga dapat memudahkan dosen dalam memberikan penilaian. 

“Turnitin dapat memudahkan dosen dalam memberikan penilaian atas kualitas dari tugas yang dikerjakan oleh mahasiswa. Penilaian yang dilakukan akan lebih efektif dan efisien karena dapat diakses kapan saja dan di mana saja,” ujar Lasa, dalam siaran persnya.

Menurutnya, cara kerja dari software tersebut yaitu pada bagian tulisan yang terdeteksi men-copy paste dari tulisan orang lain akan secara otomatis memiliki warna yang berbeda  dari tulisan lainnya. Kalimat-kalimat yang mengandung unsur plagiat akan ditandai dengan warna berbeda-beda, serta dapat terdeteksi sumber website yang telah di copy paste oleh mahasiswa. 

“Sebenarnya mengutip kalimat dari sumber website resmi sah-sah saja dilakukan, namun harus disertai dengan kutipan yang jelas dan sebagai penguat sumber tulisan yang telah dikutip sebagai bentuk apresiasi bagi penulis sebelumnya,” jelasnya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement