Selasa 03 May 2016 23:16 WIB

Publik Anggap Lulusan Madrasah Kurang Bergengsi?

Rep: c25/ Red: Taufik Rachman
 Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin disela-sela memantau pelaksanaan Ujian Nasional hari pertama di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 13 Jakarta, Senin (4/4). (Republika/Yasin Habibi)
Foto: Republika/Yasin Habibi
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin disela-sela memantau pelaksanaan Ujian Nasional hari pertama di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 13 Jakarta, Senin (4/4). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Sebagian orang masih menganggap lulusan madrasah kurang bergengsi. Padahal, anggapan itu selalu terpatahkan oleh lulusan madrasah yang biasanya justru berprestasi.

Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Abdul Kharis, mengakui tidak pernah ada jaminan yang diberikan madrasah, kalau lulusan madrasah akan selalu menjadi pribadi yang baik.

Namun, ia menegaskan mereka yang merupakan lulusan madrasah, selalu menjadi panutan apabila berada di tengah masyarakat.

"Itu terbukti, lulusan madrasah selalu jadi panutan masyarakat," kata Kharis, Selasa (3/4).

Kharis menilai diperlukan sejumlah klasifikasi dan pencapaian tertentu, agar seseorang dapat menjadi atau dianggap sosok panutan bagi masyarakat. Maka itu, ia menganggap para lulusan madrasah sudah memiliki atau memenuhi kualifikasi tertentu, sehingga bisa mendapat kepercayaan dan dipandang hormat oleh masyarakat.

Ia menerangkan saat berada di tengah masyarakat, para lulusan madrasah setidaknya akan selalu dipercaya oleh banyak orang dalam memimpin do'a. Para pemimpin doa, lanjut Kharis, bukanlah orang sembarangan karena diyakini oleh masyarakat, sebagai orang yang memiliki jabatan maupun martabat tinggi di masyarakat.

Selain itu, Kharis membuktikan sendiri anggapan kalau lulusan madrasah kerap mengalami kesulitan saat memasuki perguruan tinggi favorit, salah besar. Pasalnya, ketujuh anaknya merupakan lulusan madrasah dan berhasil masuk ke perguruan-perguruan tinggi favorit, bahkan melanjutkan sekolah ke luar negeri.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement