REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Kepala Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Daerah Istimewa Yogyakarta-Jawa Tengah Budhi Masturi menilai soal ujian nasional tingkat SMP rawan terjadi kebocoran.
"Kemungkinan sangat besar soal ujian nasional (UN) tingkat SMP terjadi kebocoran," kata Budhi Masturi di Yogyakarta, Jumat (6/5).
Menurut dia, kebocoran soal tersebut bisa dilakukan pengawas ujian sendiri maupun dari siswa.
"Karena hasil dari UN ini nantinya untuk pertimbangan masuk ke sekolah jenjang selanjutnya. Sangat mungkin bermain tidak fair," katanya.
Ia mengatakan tim pemantau Ombudsman Republik Indonesia (ORI) DIY-Jateng nantinya juga akan terjun ke beberapa sekolah untuk memantau keberlangsungan UN mulai 9 Mei. "Kami tetap melakukan pemantauan pelaksanaan UN di sekolah. Juga kepada masyarakat, jika mengetahui ada indikasi kecurangan UN untuk melapor," katanya.
Budhi mengatakan saat ini anak-anak SMP juga sudah banyak yang menggunakan gadget.
"Kami menengarai kebocoran soal UN dilakukan salah satunnya melalui gadget," katanya.
Ia berharap dalam pelaksanaan UN SMP ini tidak lagi ditemukan kasus kebocoran soal melalui aplikasi media sosial seperti saat UN di tingkat SMA. "Bagaimanapun juga ini tetap harus diwaspadai, pengawas ujian juga kami imbau untuk lebih cermat dalam melakukan pengawasan saat pelaksanaan UN," katanya.