REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Prof Dr Thomas Djamaluddin, menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) guna melaporkan rencana peluncuran satelit Lapan A3 serta program utama Lapan. Kepada JK, Thomas pun meminta arahan terkait program utama Lapan.
"Secara umum kami laporkan tujuh program utama Lapan yang kemudian dimintakan arahan dari bapak Wakil Presiden," kata Thomas di kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (18/5).
Pertama, terkait program pengembangan teknologi satelit. Menurut Thomas, Wapres JK mengarahkan agar program satelit lebih diutamakan untuk tujuan pertanian. Sehingga dapat memberikan informasi peningkatan produktifitas pertanian.
Kedua, Thomas melaporkan pengembangan teknologi aeronotika, yakni pesawat transport N219 dan pesawat tanpa awak. JK pun meminta agar teknologi pesawat tanpa awak agar dapat dikembangkan untuk pemantauan sehingga dapat lebih efisien.
Ketiga yakni terkait teknologi roket. "Ini mendukung upaya selanjutnya mengusai teknologi peluncur satelit
termasuk pemanfaatan lain, antara lain untuk kementerian pertahanan," kata Thomas.
Selanjutnya, Thomas juga melaporkan terkait bank data pengindraan jauh nasional. Data-data satelit dapat memberikan informasi data seluruh wilayah Indonesia terkait kondisi rupa bumi, sumber daya alam, serta lingkungan. Selain itu, data satelit juga dapat digunakan untuk perencanaan daerah. Data ini, kata dia, telah disediakan untuk berbagai kementerian dan lembaga.
Selain itu, Lapan juga melaporkan terkait sistem pemantau bumi nasional untuk memantau sumber daya alam dan lingkungan. Hal itu antara lain, pemantauan zona potensi penangkapan ikan, titik panas, potensi kebakaran hutan dan lahan, dan juga pemanfaatan data pengindraan jauh.
Menurut Thomas, JK pun menyarankan agar pemanfaatan data pengindraan jauh lebih diintensifkan pada pemantauan sumber daya alam, salah satunya produktivitas pertanian, dan zona penangkapan ikan. JK juga meminta agar data-data tersebut terbuka dan dapat diakses oleh siapa saja, termasuk nelayan.
Program keenam yakni pengembangan sistem pendukung keputusan untuk pemantauan dinamika fungsi ekuator. Salah satunya terkait kebencanaan berbasis data satelit dan atmosfir. Saat ini, kata Thomas, Lapan tengah mengembangkan program ini dengan Provinsi DIY terkait maritim. Program ini diintegrasikan dengan data zona penangkapan ikan dan informasi potensi bencana atau cuaca buruk di laut berdasarkan data satelit dan atmosfir.
Thomas juga melaporkan terkait sistem pemantau cuaca antariksa dan pemantauan astronomi. Ia mengatakan, JK meminta agar Lapan fokus pada pengembangan sains dan teknologi sesuai dengan kompetensi Lapan. Pengembangan sains dan teknologi ini diharapkan dapat memberikan dampak pada perekonomian masyarakat.
"Jadi Pak wapres juga mengarahkan ini semestinya bisa terintegrasi dengan kementerian dan lembaga lain," kata dia.
Dalam kesempatan ini, JK juga menyinggung anggaran Lapan yang kurang dari Rp 1 triliun. Menurut dia, jika Lapan dapat lebih fokus dan dapat memberikan manfaat, maka diharapkan anggaran Lapan dapat meningkat.