REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia-Jerman akan membangun peningkatan sumber daya manusia (SDM) industri khususnya melalui pendidikan vokasi. Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan upaya kerja sama ini sebagai tindak lanjut kunjungan Kenegaraan Presiden Joko Widodo ke Berlin pada tanggal 18 April 2016.
Saleh menjelaskan, dalam pelaksanaannya, kerja sama pendidikan vokasi ini dipayungi dalam kerangka kerja sama Sustainable Economic Development through Technical and Vocational Education and Training (SED-TVET). Kerja sama ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan vokasi di Indonesia dan tingkat serapan lulusan pada sektor industri. Selama 2010 sampai 2015, program SED-TVET di Indonesia di koordinasikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pada 2016 ini, kegiatan tersebut dikoordinasikan melalui Kementerian Perindustrian.
"Aktivitas utama dalam kerangka kerja sama SED-TVET adalah pengembangan kelembagaan pendidikan vokasi industri dari aspek manajemen, pengembangan SDM dan dukungan sarana prasarana," ujar Saleh di Jakarta, Kamis (19/5).
Saleh mengatakan, ada empat institusi politeknik dan empat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang mendapatkan dukungan melalui kerja sama tersebut. Institusi pendidikan yang mendapatkan dukungan ini diantaranya Politeknik STTT Bandung, Politeknik AKA Bogor, Politeknik ATK Yogyakarta, dan Politeknik ATI Makassar. Selain itu ada pula SMK-SMAK Bogor, SMK-SMTI Pontianak, SMK-SMAK Makassar, dan SMK-SMTI Makassar.
Implementasi program SED-TVET di antara lain penyusunan School Development Plan (SDP) sebagai instrumen perencanaan dan monitoring pengembangan lembaga pendidikan vokasi yang efektif dan efisien. Ada pula pelaksanaan Teaching Factory sebagai konsep pembelajaran yang efektif dan efisien sebagai persiapan percepatan transisi ke dunia kerja, serta fasilitasi dalam penyusunan aspek hukum implementasi pengelolaan Teaching Factory pada Lembaga Pendidikan.
Selanjutnya, penyediaan tenaga ahli (expert) dari Jerman untuk membantu pengembangan pendidikan vokasi seperti penempatan satu orang expert di Politeknik AKA Bogor, yang dilaksanakan pada awal tahun 2016. Selain itu, pengadaan peralatan pendidikan industri dalam bentuk pinjaman untuk pengembangan Teaching Factory pada lembaga pendidikan vokasi senilai Rp 75 miliar.