REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sekolah perlu dianggap sebagai mitra orangtua dalam mendidik anak. Karena itu, tidak tepat jika pendidikan hanya tanggung jawab sekolah.
“Tidak bisa hanya sekolah yang repot memikirkan pendidikan. Kita harus bermitra dan saling menguatkan,” ujar Kepala Sekolah SD Gemala Ananda Jakarta, Jasmin Jasin dalam acara diskusi tentang Pendidikan Keluarga: Sebuah Ranah Baru di Perpusatakaan Gedung A, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Senayan, Jakarta, Rabu (25/5).
Untuk menguatkan peran keduanya, Jasmin mengupayakan merangkul keduanya dalam satu ekosistem. Kedua pihak ini harus berjalan sinergi demi perkembangan anak yang lebih baik. “Ketika kita nyambung dengan orangtua dan bisa jalan, itu akan indah sekali,” kata dia.
Menurut Jasmin, orangtua acap dilibatkan dengan macam-macam program yang diselenggarakan lembaganya. Di samping itu, pihaknya juga menilai perlunya pengembangan dan penguatan guru.
Pasalnya, guru juga harus memiliki kemampuan mengelola orangtua. Kalau tidak, mereka akan mudah didikte orangtua.
“Kadang itu tidak disadari, tapi itu kadang menjadi hambatan untuk pengembangan parenting education,” ujarnya. Guru harus dibekali sehingga orientasi kepada orangtua pun menjadi jelas tujuannya.
Direktur Pembinaan Keluarga, Kemendikbud, Sukiman menerangkan, sekolah tertentu terutama swasta menengah atas berakreditasi B dan B plus itu memang sudah menerapkan. Mereka telah menyadari pentingnya program pendidikan keluarga. Pemerintah juga tengah merencanakan adanya peraturan menteri yang akan mengatur pengelolaan pendidikan keluarga di satuan pendidikan.
Selain itu, Sukiman mengatakan, direktoratnya juga telah memiliki laman sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id. Laman ini bisa dijadikan referensi orangtua untuk memperoleh informasi parenting. Atau, kisah keluarga yang sukses dan dianggap menginspirasi bagi siapapun.