REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG — Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Muhammad Nasir mengingatkan panitia Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2016 mewaspadai perjokian dan kebocoran soal.
Jika terjadi kedua kecurangan --selama pelaksanaan tes SBMPTN kali ini-- Menristekdikti meminta panitia lokal untuk segera melaporkan kepada aparat penegak hukum guna memproses pelanggaran hukumnya.
(Baca: Cara Kemenristekdikti Cegah Praktik Joki di SBMPTN).
Hal ini disampaikan Nasir usai meninjau pelaksanaan tes SBMPTN manual (PBT) di kampus Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Jawa Tengah, Selasa (31/5).
Nasir mengatakan, terkait pelaksanaan SBMPTN kali ini, pihaknya telah mewanti- wanti panitia lokal di daerah jangan sampai terjadi kecurangan ini. Jika sampai terjadi, dia meminta agar panitia segera memproses.
Dia menjelaskan, pelanggaran SBMPTN tersebut sudah masuk dalam ranah pidana. Demikian halnya jika terjadi kebocoran soal tes SBMPTN, “Saya minta segera dicari siapa yang telah membocorkan."
Menristekdikti juga menyampaikan kecurangan berupa kebocoran soal SBMPTN sempat terungkap di Solo dan Makassar, tahun lalu. Semua kecurangan tersebut telah diproses sesuai hukum yang berlaku.
Pada pelaksanaan kali ini, ia juga terus memantau pelaksanaan dan berkoordinasi dengan panitia lokal guna mastikan kelancaran pelaksanaan SBMPTN ini. Menurut dia, SBMPTN di Universitas Negeri Semarang (Unnes) dan Undip, berdasarkan pantauannya, bisa berjalan lancar. Tidak ada kecurangan yang dilakukan peserta.
Menristekdikti bahkan juga berkoordinasi dengan panitia di Universitas Cendrawasih, Papua. "Alhamdulillah, semuanya bisa berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan," tegas Nasir.