REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – SMP Bosowa Bina Insani menggelar wisuda Angkatan XXII. Kegiatan tersebut diadakan di Gedung Harmoni, Taman Yasmin, Bogor, Jawa Barat, Kamis (2/6).
Kepala SMP Bosowa Bina Insani Lies Rachmawati mengatakan jumlah siswa kelas IX SMP Bosowa Bina Insani Angkatan XXII mencapai 130 orang. Terdiri dari putrid 76 siswa dan putra 54 siswa. “Alhamdulillah, lulus 100 persen,” ujar Lies Rachmawati pada acara yang juga dihadiri para principal di lingkungan Sekolah Bosowa Bina Insani (TK, SD dan SMA), serta pengurus Parents Association Bosowa Bina Insani (PABBI) dari jenjang KB-TK, SD, SMP dan SMA.
Presiden Direktur Bosowa Bina Insani Dr Sutrisno Muslimin MSi mengajak para wisudawan/wisudawati SMP Bosowa Bina Insani Angkatan XXII untuk mengejar cita-cita setinggi-tingginya di masa depan.
“Usia kalian sekarang bukan anak-anak lagi, tapi 14-15 tahun. Para pejuang, para sahabat Nabi, bahkan Nabi Muhammad dalam usia belasan tahun sudah terlibat peristiwa-peristiwa besar. Nabi sudah ikut berperang pada usia belasan tahun. Hari ini Anda sudah harus memantapkan, mau ke mana Anda, mau jadi apa Anda,” kata Sutrisno.
Sutrisno menegaskan, seorang pemuda harus mempunyai cita-cita setinggi mungkin. “Belajarlah kepada Nabi Sulaiman. Ia minta kepada Allah untuk jadi pemimpin tidak hanya pemimpin manusia, tapi juga alam semesta, termasuk burung dan jin,” ujar doktor pendidikan lulusan UIKA Bogor itu.
Ia lalu menyebut contoh orang-orang muda yang sukses. “Rio Haryanto menjadi pembalap F1 pada usia 23 tahun. Di dunia ini hanya ada 22 pembalap F1, dan salah satunya adalah Rio Haryanto dari Indonesia,” ujarnya.
Contoh kedua, Musa, hafizh cilik asal Indonesia yang hapal Alquran 30 juz sejak usia enam tahun. Ia menjadi juara lomba tahfizh Quran tingkat nasional maupun internasional.
“Musa lahir di Indonesia, bukan di tengah budaya atau masyarakat Arab, namun dia berhasil menjadi hafizh 30 juz dan sejumlah kitab hadits sejak usia 6 tahun. Imam Syafii, imam besar madzhab, hapal Alquran sejak usia enam tahun. Musa henaklah kita jadikan teladan dan inspirasi,” kata Sutrisno.
Contoh lain adalah pendiri Facebook Mark Zuckerberg. “Mark merupakan salah satu contoh pemuda yang berprestasi setinggi mungkin sejak usia muda. Ia telah menjadi salah seorang terkaya di dunia pada usia belum mencapai 25 tahun,” papar Sutrisno Muslimin.