Selasa 14 Jun 2016 15:11 WIB

Tiga Hal untuk Menanggulangi Kekerasan di Sekolah

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Dwi Murdaningsih
Anies Baswedan
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Anies Baswedan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan mengatakan terdapat tiga hal yang harus diperhatikan terkait penanggulangan tindak kekerasan di lingkungan pendidikan. Tiga hal tersebut antara lain, adanya regulasi yang khusus dan tegas yang mewajibkan negara hadir dalam mengatasi tindak kekerasan di lingkungan sekolah.

"Belum terbangunnya saluran pelaporan dan perlindungan khusus bagi anak yang mengalami tindak kekerasan di lingkungan sekolah. Serta, perlunya upaya koordinasi oleh setiap pihak di lingkungan sekolah untuk saling mendukung dalam pencegahan dan penanggulangan tindak kekerasan," katanya, Senin, (13/6).

Menurut Anies, Kemendikbud dalam menangani tindak kekerasan akan menerapkan tiga komponen yaitu penanggulangan, pemberian sanksi, dan pencegahan. Selama ini penanganan dilakukan secara kasuistik, tidak terstruktur, dan langsung masuk ke ranah hukum. Tidak dipandang sebagai masalah pendidikan.

Guru Cubit Murid, Mendikbud: Cukup Laporkan ke Kepsek, Bukan Polisi

Mengingat gentingnya masalah kekerasan di lingkungan pendidikan, ujar Anies, maka urutan pendekatan dimulai dari penanggulangan terlebih dahulu. Lalu pemberian sanksi, baru pencegahan.

Salah satu langkah yang diambil oleh Kemendikbud dalam menanggulangi tindak kekerasan adalah dengan menyusun beberapa regulasi yang sasarannya adalah semua pihak di lingkungan sekolah. Ini dilakukan agar dapat mencegah terjadinya tindak kekerasan.

Tujuannya, kata Anies, untuk membangun sistem pendidikan yang dapat mencegah adanya tindak kekerasan. Terdapat  Permendikbud Nomor 82 Tahun 2015 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan. Ini mengharuskan tim pencegah kekerasan tiap sekolah. Di tiap daerah juga ada gugus pencegah kekerasan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement