REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN – Berkali-kali kekurangan perserta didik, akhirnya Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) memutuskan untuk menggabungkan (regrouping) beberapa sekolah dasar. Antara lain sekolah-sekolah di wilayah Kecamatan Minggir, Turi, dan Moyudan.
"Jumlah anak usia SD di wilayah-wilayah tersebut lebih sedikit ketimbang daya tampung peserta didiknya. Sehingga kuota sering tidak terpenuhi," kata Kepala Disdikpora Sleman, Arif Haryono, Rabu (15/6).
Menurutnya ketidakmampuan sekolah untuk memenuhi kuota peserta didik pun terjadi tahun lalu. Berdasarkan pengamatan Disdikpora Sleman, setidaknya ada delapan SD di beberapa kecamatan yang cenderung tidak bisa memenuhi kuota Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Kondisi tersebut berlangsung selama beberapa tahun belakangan dan menjadi bahan kajian Pemkab setempat.
Namun Arif enggan membeberkan mana saja sekolah yang akan digabungkan. "Kita akan matangkan kajian dulu, belum saatnya nama-nama sekolahnya diulas. Harapan kami, semester depan sudah ada tindakan yang bisa dilakukan untuk rencana itu," ujarnya.
Adapun hal-hal yang menjadi bahan kajian dinas terkait regrouping sekolah meliputi animo pendaftar dalam tiga tahun terakhir. Hal tersebut dipengaruhi jarak tempuh antara tempat tinggal peserta didik dengan sekolah dan sekolah lain.
Meski kebijakan regrouping ini akan segera dilaksanakan, Arif mengatakan, pada prinsip utamanya misi wajib belajar sembilan tahun harus terpenuhi bagi semua masyarakat di berbagai wilayah. Ia meyakini, regrouping pun tidak akan menyebabkan anak-anak di Sleman kehilangan kesempatan belajar.