Senin 11 Jul 2016 09:21 WIB

Puluhan Mahasiswa di PTN Surabaya Di-DO

Drop out (Ilustrasi)
Foto: IST
Drop out (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Puluhan mahasiswa dari tiga Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Surabaya terkena sanksi Drop Out (DO), karena masa waktu belajar mereka selama tujuh tahun dinyatakan habis dengan berbagai penyebab.

Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Prof Joni Hermana mengatakan DO dialami mahasiswa akhir, namun sejumlah mahasiswa baru pun menyatakan keluar dari ITS hampir 10 persen. "Ada sekitar 350 mahasiswa yang mengundurkan diri dan keluar secara tiba-tiba. Di ITS biasanya mereka diterima di instansi atau perguruan tinggi lain, seperti Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN), kuliah luar negeri atau perusahaan yang sudah menjamin karir mereka," katanya di Surabaya, Senin (11/7).

Tidak berbeda jauh dengan mahasiswa baru, mahasiswa lama pun banyak yang DO karena tidak mampu menyelesaikan masa jangka waktu kuliah. Namun jumlah tersebut tidak begitu banyak dibandingkan dengan jumlah mahasiswa baru yang keluar lebih dulu.

"Jumlah mahasiswa akhir yang DO lebih sedikit dibandingkan mahasiswa baru yang tiba-tiba keluar, karena kami menyiapkan program pembelajaran persiapan tugas akhir sejak awal," kata dia menerangkan.

Pernyataan serupa disampaikan Rektor Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Prof Mohammad Nasih. Ia mengatakan di kampusnya hanya kisaran 10 mahasiswa yang belum selesai. Jumlah ini termasuk kecil dibandingkan banyaknya mahasiswa di Unair.

"Supaya tidak DO, biasanya pihak akademik memanggil mahasiswa untuk mengundurkan diri dibandingkan DO karena hal ini memberikan kesempatan mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan di universitas lain," ucap dia.

Sementara itu, Wakil Rektor Universitas Pembangunan Nasional Veteran (UPN) Jatim, Ramdan Hidayat menuturkan jika sudah ada mahasiswa yang memasuki masa 14 semester, maka bagian akademik akan melakukan pendampingan dan pengawasan.

"Beberapa kendala sering dialami seperti kesulitan untuk menghubungi mahasiswa karena nomor telepon yang tidak bisa dihubungi. Tetapi banyak kasus mahasiswa mengajukan cuti kerja untuk bayar kuliah, sehingga kami tidak bisa berbuat apa-apa," kata dia mengakhiri.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement