REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti mengatakan, tak ada laporan dari sekolah yang melakukan kegiatan perpeloncoan di hari pertama masuk sekolah ini.
"Saya tak mendapat laporan sekolah melakukan kegiatan perpeloncoan ya. Selain itu juga tak ada laporan sekolah melakukan pungutan liar," katanya, Senin (18/7).
Kegiatan hari pertama masuk sekolah semuanya baik-baik saja dan positif. Laporan kegiatan hari pertama masuk sekolah dari SMP Negeri 217 Cijantung Jakarta Timur sesuai dengan kehendak Kemendikbud. Orang tua diundang oleh sekolah diberikan sosialisasi pembelajaran.
Di SMAN 2 Cikampek, Jawa Barat, hari pertama masuk sekolah dilaksanakan rapat orang tua siswa baru dengan kepala sekolah dan komite sekolah. Di SMA 109 Jakarta, orang tua yang mengantar siswa diperbolehkan masuk ke sekolah, mengikuti pembukaan MPLS sekaligus penandatanganan serah terima siswa.
"Dua hari sebelumnya di SMA 109 Jakarta juga diadakan pertemuan orangtua siswa kelas X dengan sekolah untuk sosialisasi kegiatan sekolah. Di SMAN 13 Jakarta orangtua siswa hanya mengantar hingga gerbang sekolah namun sekitar 30 dari 360 orang tua siswa baru ikut upacara pembukaan MPLS sampai selesai kemudian pulang."
Sementara itu, orang tua siswa SD Strada Wiyatasana, Etis Nehe mengatakan, ia mengantarkan anaknya ke sekolah karena memang kebiasaan keluarganya. Bukan karena imbauan Mendikbud."Kami sadar ada momen-momen penting di hidup kami. Khususnya anak-anak yang harus orangtua kerjakan karena hal itu akan bersifat historis bagi perjalanan hidupnya," ujar Etis.
Secara psikologis, lanjutnya, akan membekas sebagai kenangan baik dan positif. Selain memperkuat ikatan antar orangtua, juga memberikan momentum kebanggaan, kepuasaan dan perasaan diberi perhatian penuh untuknya.
Imbauan Mendikbud, ujar Etis, sangat baik. Minimal mengingatkan betapa penting dan berharganya arti kehadiran pada momen-momen krusial bagi hidup anak-anak.