REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Salah satu guru SMAN 7 Kota Tangerang menilai seharusnya siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) tidak perlu diantar ke sekolah. Karena usia anak SMA adalah usia yang siap beranjak dewasa.
"Seharusnya anak SMA tidak perlu diantar ke sekolah. Mereka seharusnya justru sudah diajarkan mandiri. Kalau anak TK atau SD wajar diantar orang tuanya, apalagi sampai masuk ke sekolah," kata Dikdik Muhammad Hirza, guru IPS di SMAN 7 Kota Tangerang, Senin (18/7).
Dikdik mengaku dengan diantarkannya semua siswa oleh orang tua mereka masing-masing membuat suasana sekolah kurang kondusif, yang membuat para guru tidak nyaman. Dikdik memperhitungkan jika ada 350 siswa baru berarti akan datang 700 orang baru di sekolah, siswa baru beserta orang tuanya. Kemudian ditambah lagi dengan siswa kelas XI dan XII, yang akhirnya terdapat ribuan orang dalam satu waktu.
Selain itu, Dikdik menilai dengan kedatangan orang tua siswa ke sekolah yang ingin melihat anaknya masuk ke sekolah baru sama artinya dengan para orang tua tidak mempercayai guru di sekolah. "Itu sama saja para orang tua tidak mempercayai kami sebagai guru yang akan mendidik anak-anak mereka. Ya kalau tidak percaya mending diajar sendiri saja di rumah, jangan didaftarkan di sekolah," katanya.
Padahal, menurut Dikdik, sekolahnya sudah menyiapkan forum khusus bagi orang tua siswa untuk menginformasikan model pembelajaran serta sekolah bagi orang tua siswa. Tentunya forum itu memiliki tujuan yang sama dengan himbauan agar orang tua mengantarkan anaknya di hari pertama sekolah.
Tidak hanya itu, di sekolah tempat Disdik mengajar itu sudah dibudayakan bagi guru yang sudah hadir sejak pagi karena ada jam kelas pagi untuk menyambut para siswanya ketika baru datang di sekolah. Dalam artian bukan menyambut dengan ucapan selamat datang, tapi berdiri di depan gerbang lalu para siswa mengucapkan salam dan berjabat tangan dengan guru. Hal itu menurut dia termasuk memberikan ajaran menghormati dan sopan santun terhadap orang yang lebih tua.