Selasa 19 Jul 2016 01:57 WIB

Indonesia Raih Emas dalam Olimpiade Fisika Dunia

Dirjen Pendidikan Dasar, Hamid Muhammad
Foto: Antara
Dirjen Pendidikan Dasar, Hamid Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia berhasil meraih satu emas dan empat perak dalam Olimpiade Fisika Internasional atau "International Physics Olimpiade" (IPhO) yang diselenggarakan di Zurich, Swiss, 10-17 Juli 2016.

"Raihan ini meningkat jika dibandingkan tahun sebelumnya, yang hanya mendapatkan perak," ujar Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Hamid Muhammad, saat menyambut kedatangan tim Indonesia di Bandara Soekarno Hatta, Banten, Senin (18/7).

Tim Indonesia yang terdiri dari Michael Gilbert (medali emas), Edwin Aldrian Santoso (medali perak), Kevin Limanta (medali perak), Hugo Herdianto (medali perak), dan Raymond Ho (medali perak). Tim Indonesia dipimpin Syamsu Rosid (Universitas Indonesia) dan Kamsul Abraha (Universitas Gadjah Mada).

Pada tahun ini, olimpiade tingkat dunia tersebut diikuti peserta dari 87 negara. Setiap negara mengirimkan tim yang terdiri dari lima peserta. "Saingan terberat tetap Tiongkok," kata Hamid menjelaskan.

Lomba tersebut dilakukan dalam dua gelombang yakni fisika eksperimen dan fisika teori. Masing-masing berlangsung selama lima jam dan keduanya diselenggarakan di Kampus Irchel, Universitas Zurich.

Untuk soal tahun ini, topiknya merata yang terdiri dari konduktivitas listrik dua dimensi dan transisi fase dan ketidakstabilan material nonlinear untuk fisika eksperimen.

Sementara untuk fisika teori terdiri dari topik mekanika, elektronika dan fisika modern. "Kami akan terus menerus melakukan perbaikan, agar prestasi tim Indonesia akan semakin baik."

Hamid mengaku bangga dengan prestasi anak-anak bangsa tersebut dan menyiapkan beasiswa hingga S3 untuk peraih medali emas, S2 untuk meraih nilai perak dan S1 untuk meraih perunggu.

Sementara itu, peraih medali emas Michael Gilbert, mengaku senang bisa ikut serta dalam kejuaraan dunia tersebut. "Ini akan menjadi pengalaman tak terlupakan bagi saya, ikut kejuaraan tingkat dunia dan bisa jalan-jalan ke luar negeri," kata Gilbert.

Gilbert yang berasal dari SMAK BPK Penabur Cirebon itu menambahkan dirinya berlatih selama tiga bulan untuk kejuaraan tersebut. "Latihan yang intens dan dukungan orang tua kunci suksesnya," ungkapnya.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement