REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah orang tua, pejabat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan beberapa kalangan nampak berkumpul di area kedatangan penerbangan internasional, Bandara Soekarno Hatta, Senin malam (18/7). Mereka siap menyambut kedatangan lima siswa kebangaan bangsa dari Zurich, Swiss.
Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen), Hamid Muhammad menerangkan, lima perwakilan siswa tingkat SMA berhasil membawa medali. “Lima-limanya mendapat medali, yakni empat perak dan satu emas. Ini prestasi yang bagus untuk anak kita,” terang Hamid kepada wartawan.
Tiap tahun, Kemendikbud memang selalu mengirimkan siswa SMA di perlombaan fisika tingkat dunia, International Physics Olympiad (IPhO). Setiap tahun, para peserta negara lain pun semakin banyak jumlahnya. Untuk IPhO kali ini, Indonesia harus bersaing dengan 86 negara lainnya dengan jumlah delegasi lebih dari 650 orang.
Sebagai bentuk apresiasi, Kemendikbud jelas telah menyediakannya. Hamid mengatakan, pemerintah telah menyiapkan beasiswa bagi pemenang medali emas, perak dan perunggu. “Yang dapat perunggu dapat beasiswa S1, perak sampai S2 sedangkan medali emas hingga S3,” tambahnya.
Adapun pemenang medali perak dalam IPhO kali ini, yakni Edwin Aldrian Santoso (SMAN 1 Surakarta, Jawa Tengah), Hugo Herdianto (SMAK Penabur Gading Serpong, Banten), Kevin Limanta (SMA Intan Permata Hati Surabaya) dan Raymond Ho (SMA Petra 2 Surabaya, Jawa Timur). Sementara Michael Gilbert dari SMAK BPK Penabur Cirebon, Jawa Barat menjadi satu-satunya perwakilan Indonesia yang mendapatkan medali emas.
Michael Gilbert mengungkapkan kebahagiannya atas prestasi yang diraih dalam IPhO kali ini. “Ini pengalaman berharga dan yang paling berkesan itu memang jalan-jalannya,” kata laki-laki yang duduk di kelas XI ini. Soal-soal yang disajikan saat perlombaan cukup menyulitkan bagi Gilbert. Namun bagi dirinya, soal demikian sangat menarik untuk dipecahkan.
Di antara negara pesaing, Gilbert justru menunjuk Cina sebagai saingan terberatnya. Sebab, kesiapan yang dilakukan mereka cukup matang dan lama. Oleh sebab itu, negara tersebut wajar mendapatkan hasil yang lumayan bagus.
Menurut Gilbert, kejuaraan sains sangat menarik di matanya. Selain menyenangi pelajarannya, dia juga tertarik dengan hadiah beasiswa yang disediakan pemerintah. Meski sudah dipastikan mendapatkan beasiswa hingga S3, dia mengatakan, belum mengetahui universitas mana yang hendak dipilih. “Belum kepikiran (termasuk cita-cita),” kata dia.