Rabu 27 Jul 2016 21:43 WIB

Mendikbud Muhadjir Pengagum Kakek Anies Baswedan

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yudha Manggala P Putra
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendi
Foto: Antara/ Widodo S. Jusuf
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Serah terima jabatan (sertijab) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) telah dilakukan dari Anies Baswedan ke Muhadjir Effendy. Kegiatan ini tak berlangsung lama setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan dan melantik Muhadjir sebagai Mendikbud baru.

“Anies Baswedan bukan sosok asing bagi saya,” kata Muhadjir setelah kegiatan sertijab di Gedung A, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Jakarta, Rabu (27/7). Dia juga mengaku sebagai pengagum kakek Anies Baswedan, Abdurrahman Baswedan. Bahkan, dia dan Anies memiliki latar belakang sebagai aktivis yang sama meski usia dirinya lebih tua.

Setiap menteri, baik Anies maupun dirinya tentu memiliki komitmen memajukan bangsa melalui Kemendikbud ini. Dengan diangkatnya sebagai mendikbud, dia menyatakan, ini jelas menjadi amanat besar. Pasalnya, Kemendikbud merupakan hulu dari masa depan bangsa. Karena itu, dia meyakini Anies telah meletakkan dasar kuat di Kemendikbud.

“Apa yang telah dilakukan Pak Anies akan jadi tonggak sejarah yang tak ternilai dan amal shaleh. Dan ini menjadi amal jariyah yang akan terus mengalir walau sudah meninggal dunia,” kata Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

 Sebagai mendikbud, Muhadjir menyatakan, visi misi yang akan dijalankannya akan sesuai dengan yang telah ditentukan presiden. Dia hanya mencoba membantu menerjemahkan visi misi tersebut sesuai kapasitas profesionalismenya. Program yang telah dirintis sebelumnya pun diupayakan tidak akan dipenggal. Walaupun berkeinginan membuat program baru, dia tentu akan konsultasi terlebih dahulu termasuk dengan Anies Baswedan.

Informasi penunjukkan dirinya sebagai Mendikbud oleh Presiden Jokowi baru dilakukan kemarin malan, Selasa (26/7). Presiden Jokowi pun telah memberikan arahan kepadanya terkait dua program yang sangat ditekankan. “Pertama pendidikan vokasi dan optimalisasi pelaksanaan Kartu Indonesia Pintar (KIP). Sebenarnya tidak hanya dua itu tapi yang diberi stress dua hal itu,” terangnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement