Jumat 29 Jul 2016 11:13 WIB

Tangkal Radikalisme, Pemerintah Minta Mahasiswa Lebih Kritis

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Agung Sasongko
Radikalisme(ilustrasi)
Foto: punkway.net
Radikalisme(ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pola pikir dan tindakan kekerasan bisa dilakukan banyak kalangan termasuk mahasiswa.

Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Intan Ahmad menilai, radikalisme harus dicegah dengan cara berpikir terbuka. Mahasiswa diharapkan mengutamakan harmoni sebagai ciri bangsa Indonesia.

Perkembangan teknologi internet membuat inspirasi kekerasan bisa diakses dengan begitu mudahnya. Karena itu, Intan meminta mahasiswa untuk menjadi yang terdepan dalam berpikir kritis.

“Jangan mudah percaya pada hal-hal yang tidak jelas. Contohnya, kita kan kadang-kadang karena tidak begitu kritisnya, menerima sesuatu di WA (WhatsApp), kemudian kita forward. Padahal, itu suatu hoax, belakangan kita tahu,” kata Intan Ahmad di kantor Kemenristek Dikti, Jakarta, Jumat (29/7).

Dia pun meminta pihak dosen terkait serta rektorat di semua kampus untuk mengoptimalkan bimbingan terhadap unit-unit kerja mahasiswa (UKM). Namun, itu bukanlah pengawasan yang tidak mengindahkan otonomi kegiatan mahasiswa. Pengawasan yang sama juga diharapkan datang dari orang tua.

“Jangan sampai, mahasiswa kita ini dibina oleh pihak lain. Itu yang akan menjadi masalah,” ucapnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement