Kamis 04 Aug 2016 16:47 WIB

Kemendikbud Perkuat Sekolah Satu Atap di Perbatasan

Kondisi anak-anak sekolah di pedalaman dan perbatasan (ilustrasi)
Kondisi anak-anak sekolah di pedalaman dan perbatasan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Hamid Muhammad mengatakan pihaknya terus berupaya memperkuat sekolah "satu atap" di wilayah perbatasan.

"Sekolah 'satu atap' tidak hanya di perbatasan, tetapi juga di daerah tertinggal, terluar dan terdepan atau disebut dengan daerah 3T," ujar Hamid di Jakarta, Kamis.

Sekolah satu atap merupakan sekolah yang terintegrasi antara SD dan SMP. Sekolah satu atap memudahkan masyarakat untuk mendapatkan layanan pendidikan dasar dan menengah.

"Jika sebelumnya, mereka harus pergi ke kota untuk mendapatkan layanan pendidikan menengah, maka dengan SMP satu atap tidak perlu lagi, karena SD dan SMP satu tempat".

Hamid menjelaskan pengembangan sekolah satu atap memanfaatkan sumber daya dan sarana prasarana yang ada pada sekolah tersebut.

Dia juga berharap dengan banyaknya sekolah "satu atap", maka dapat menjangkau anak di lokasi terpencil sekalipun.

"Negara hadir dalam memberikan layanan pendidikan pada masyarakat," kata dia.

Saat ini sudah ada sekitar 5.000 sekolah " satu atap". Pihaknya terus berupaya meningkatkan jumlah sekolah tersebut, agar semakin banyak anak-anak yang bisa mengakses layanan pendidikan dasar dan menengah.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement