Sabtu 06 Aug 2016 04:49 WIB

Pentingnya Orang Tua Terlibat dalam Pendidikan Anak

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yudha Manggala P Putra
Anak sekolah dasar
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Anak sekolah dasar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak di sekolah jelas berdampak positif. Dampak ini tidak hanya terasa saat tahun pertama anak sekolah tapi akan berlanjut di jenjang berikutnya.

Pendiri Parenting and Family Support Centre, Universitas Queensland, Australia, Matthew R Sanders menerangkan, anak menjadi semangat untuk pergi ke sekolah. “Semangat mengerjakan PR dan tugas-tugas sekolah serta punya kepercayaan diri untuk terus belajar,” ujar Matthew seperti dikutip laman sahabatkeluargakemdikbud.go.id, Sabtu (6/8).

Selain itu, anak-anak juga terhindar dari perilaku yang bermasalah, seperti perundungan,  bolos, atau malas. Anak-anak juga akan memiliki keterampilan sosial. Dia mencontohkan, sepertirajin membantu, toleran dan kesetiakawanan yang tinggi.

Dampak lanjutannya juga akan diperoleh lembaga pendidikan dimana anak-anak itu bersekolah.  Menurut dia, ketika prestasi anak meningkat, maka tingkat kelulusan di sekolah itu juga akan tinggi. Untuk jenjang SMA, jumlah siswa yang diterima di perguruan tinggi juga meningkat.

Matthew juga mengungkapkan, sejumlah bentuk konkret keterlibatan anak di sekolah yang bisa dilakukan orang tua. “Mengutip Joyce Epstein, Sanders menyebutkan seperti mempersiapkan anak sekolah (Menyiapkan seragam, sarapan, dan buku-buku),” terangnya. Kemudian berkomunikasi aktif dengan guru dan staf sekolah.

Selanjutnya, dapat menjadi sukarelawan, membantu kegiatan sekolah dan membimbing proses belajar anak di rumah. Orang tua juga bisa berpartisipasi dalam pengambilan keputusan di sekola. “Melakukan advokasi dan berkolaborasi dengan masyarakat sekitar,” tutup dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement