REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyatakan, akan mengkaji terlebih dahulu gagasan sehari penuh di sekolah yang sebelumnya dilontarkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy. Oleh sebab itu, belum diketahui kapan dan sekolah mana saja yang akan menerapkan ini.
“Pilot project dan kajian nanti tunggu ya, masih dipelajari seperti apa,” kata Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen), Kemendikbud, Hamid Muhammad kepada wartawan di Kawasan SCBD, Jakarta, Selasa (9/8).
Hamid mengingatkan publik agar ide ini tidak fokus pada kegiatan sehari penuh di sekolah. Sebab, alasan utama ide ini berkenaan dengan menguatkan pendidikan karakter di SD dan SMP. Penguatannya bisa bermacam-macam bentuknya termasuk akan melihat dulu fasilitas yang digunakan di sekolah.
“Jadi jangan fokus full day school tapi penguatan pendidikan karakter. Sehingga anak-anak di sekolah tidak ada waktu untuk mengisi hal-hal tidak baik,” tegas dia.
Menurut Hamid, ide ini pada dasarnya mengarah ke hal positif. Hal ini menandakan terdapat kerja sama penting sekolah dalam membina karakter anak melalui kegiatan ekstrakurikuler. Sejauh ini, dia melanjutkan, Kemendikbud masih dalam proses penjajakan termasuk masalah penganggarannya. Untuk itu, pihaknya tentu akan mengundang pakar dan pegiat pendidikan untuk mengkaji lebih dalam. Dia juga menambahkan, selama ini sudah ada sekolah swasta yang sudah menerapkan gagasan sehari penuh di sekolah seperti lab school.