Rabu 10 Aug 2016 19:56 WIB

Mensos: Full Day School Jangan Dipaksakan

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Bayu Hermawan
Mensos Khofifah Indar Parawansa memaparkan persentasi saat melakukan silahturhami di kantor Republika, Jakarta, Rabu (10/8). (Republika/ Prayogi)
Foto: Republika/Prayogi
Mensos Khofifah Indar Parawansa memaparkan persentasi saat melakukan silahturhami di kantor Republika, Jakarta, Rabu (10/8). (Republika/ Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menilai wacana perpanjangan jam sekolah atau full day school (FDS) yang digagas oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tak dapat dipaksakan menjadi sebuah sistem nasional. Sebab, menurutnya tak semua daerah siap dan dapat mengimplementasikan kebijakan tersebut.

"Saya rasa tidak bisa dipaksakan ini menjadi sebuah sistem nasional dengan memberlakukan full day school," katanya di kantor Republika, Jakarta, Rabu (10/8).

Khofifah menjelaskan sistem FDS ini memang telah diterapkan oleh sejumlah sekolah swasta di berbagai daerah, bahkan di pesantren.

Namun, penerapan kebijakan ini pun, kata dia, harus disesuaikan di masing-masing daerah. Sebab, di beberapa daerah justru terdapat sekolah yang belum memiliki sarana infrastruktur yang memadai serta masih kekurangan tenaga guru.

"Ada yang sekolah dari kelas satu sampai enam gurunya (hanya) satu. Kebayang gak, daerah-daerah terpencil, daerah-daerah perbatasan. Maka memang tidak bisa digeneralisir," ujarnya.

Selain itu, ia melanjutkan terdapat juga keluarga yang memang membutuhkan anaknya untuk membantu pekerjaan orang tua. Sehingga, menurutnya kebijakan ini tak harus diterapkan di semua sekolah.

Kendati demikian, ia mengapresiasi langkah Mendikbud untuk memberikan ruang belajar lebih luas kepada anak. Sebab, tak banyak daerah yang memang menyediakan ruang publik yang dapat dimanfaatkan oleh anak-anak untuk bermain.

"Sehingga kalau anak itu di sekolah, tapi sekolahnya juga punya halaman yang cukup, punya ruang untuk memberikan edukasi yang cukup, itu menurut saya justru akan sangat mendukung tumbuh kembang anak. Tapi kalau di satu daerah gurunya terbatas ya tidak usah dipaksakan," jelasnya.

Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy, mewacanakan kebijakan perpanjangan jam sekolah para siswa. Menurut dia, dengan adanya program FDS, para pelajar nantinya bisa mendapatkan program pendidikan karakter yang lebih banyak sesuai dengan program Nawacita Presiden Jokowi.

Kemudian, nantinya para siswa pun akan mendapatkan dua hari libur, Sabtu dan Minggu, yang dapat dimanfaatkan untuk berkumpul bersama keluarga. Menurutnya, sistem FDS ini dapat membantu orang tua mencegah anaknya melakukan kegiatan menyimpang di luar jam sekolah. Karena, jam pulang para siswa akan disamakan dengan jam pulang kerja para orang tua.

Ia menjelaskan, proses pembelajaran dalam program FDS ini dilakukan baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Sehingga menurut dia, program ini tidak akan membuat anak didik merasa bosan belajar di dalam kelas.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement