REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gagasan full day school atau sekolah sehari penuh mendapat dukungan dari orang tua siswa yang juga bekerja seharian. Orang tua siswa MTS Yayasan Khairul Ummah Syahroni, Kapuk Muara, Jakarta Utara, Astuti mengatakan, ia sangat setuju dengan konsep full day school.
Ia beralasan, sebagai orang tua ia harus bekerja sehingga tak bisa memantau anak selama 24 jam. Kalau anak full di sekolah maka guru bisa mengawasi kegiatan anak-anak.
"Daripada anak pulang sekolah jam satu siang, kemudian nongkrong tak jelas lebih baik mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Biar anak-anak tak kelayapan, nongkrong, merokok, main PS, saya sangat tak suka," ujarnya.
Justru dengan kegiatan ekstrakurikuler, Astuti mengatakan anak-anak akan memiliki kegiatan yang lebih baik. Selain menambah ilmu kegiatan mereka juga lebih terarah.
"Apalagi pergaulan anak sekarang makin mengerikan. Gadget di mana-mana, bahkan ada anak SD merokok, main kartu, ngomong jorok seperti preman. Daripada anak jadi seperti itu lebih baik ikut full day school," katanya.
Orang tua, lanjutnya tak mau generasi muda terkena rokok, apalagi narkoba. Makanya anak-anak membutuhkan kegiatan positif usai sekolah.