REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Enam ilmuwan remaja Indonesia telah membuat kesan mendalam bagi Perusahaan Teknologi Boscha Jerman, Bosch atas temuannya. Dua orang yang tergabung dalam satu tim di antara enam ilmuwan tersebut kemungkinan bisa mengunjungi Kantor Pusat Bosch dan sejumlah lokasi di Stuttgart, Jerman sebagai bentuk apresiasi.
Meski hanya satu tim yang mendapatkan kesempatan ke Jerman, Bosch tetap memberikan apresiasi lainnya kepada seluruh ilmuwan muda ini. Menurut Manager Corporate Communications Bosh di Indonesia, Dewinta Hutagaol, mereka mendapatkan kesempatan mengunjugi kantor Bosch Indonesia guna memotivasi mereka untuk terus berinovasi. Keenam ilmuwan muda ini juga memperoleh dana tunjangan sebesar Rp 15 juta per tim agar mereka dapat semakin mengembangkan temuannya.
“Temuan mereka semuanya bagus tapi yang pergi ke sana hanya satu tim atau dua orang. Intinya sih kita ingin berbagi ke teman-teman muda ini agar semangat mereka terus ditingkatkan untuk berinovasi meski dengan segala tantangan yang ada,” ujar Dewinta saat ditemui wartawan di Kebon Sirih, Jakarta, Jumat (19/8).
Bosch akan menyelenggarakan kontes media sosal guna menentukan tim mana yang berhak memenangkan perjalan prestisius ini. Keberangkatannya sendiri direncanakan akan dilakukan pada 2017.
Ada pun enam Ilmuwan yang tergabung dalam tiga tim ini berasal dari berbagai wilayah. Dua siswa SMA PGRI 2 Kayen, Pati, Jawa Tengah, yakni Raafi Jaya Sutrisna dan Suprihatin berhasil menemukan komposit bahan baku interior pesawat dari kulit singkong dan serat batang pisang.
Selanjutnya, Kristiawan Manik dan Ricky Natahaniel Joevan dari Surabaya mampu mengembangkan helm anti kantuk guna mengurangi angka kecelakaan sepeda motor. Tim berikutnya terdiri dari Aan Aria Nanda dan Feriawan Tan dari SMA 1 Tarakan, Kalimantan Utara yang sukses menciptakan alat pendeteksi kelayakan udara.
Pemilihan tiga tim ini, kata Dewina, jelas didasari banyak hal. Selain masuk kategori usia muda, mereka juga harus pernah mendapatkan medali emas di perlombaan tingkat internasional. Raafi dan Suprihatin sempat mendapatkan medali emas di ajang Young Inventor Project Olympiad (IYIPO) Georgia pada bidang Fisika 2016. Kristiawan dan Ricky di ajang Innovation and Design Competition 2014 di Malaysia. Sementara itu, Aan dan Feriawan dalam ajang International Exhibition for Young Inventors (IEYI) 2016 di Cina.