REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Madrasah Siasah Cendekia (MSC) akan diluncurkan secara berseri. Ketua Badan Kerja sama Parlemen dan Hubungan Internasional DPD RI yang juga sebagai penggagas MSC, AM Iqbal Parewangi mengatakan, MSC akan diluncurkan di empat provinsi terlebih dahulu.
"MSC pertama kali dibuka di Jakarta, Makassar, Bandung, Medan dimulai November nanti. Disusul Riau, Banjarmasin, dan Kendari, selanjutnya di provinsi lain," katanya, Selasa, (23/8).
Iqbal menjelaskan, dia mempersiapkan dan mematangkan konsep ini sudah setahun. Tujuan utama pendirian MSC adalah munculnya kader-kader siasah cendekia yang mengemban amanah untuk kejayaan daerah, bangsa, dan umat. Dia menjelaskan berdasarkan fakta 85,3 persen pahlawan nasional Indonesia adalah para syuhada.
"Sebanyak 87 persen mayoritas penduduk Indonesia adalah Muslim. Ini tercermin dalam ideologi Pancasila di mana sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa," ujarnya.
Namun saat ini, Iqbal menyebut Indonesia masih jauh dari peluang memenangkan persaingan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Dengan jumlah penduduk 40,5 persen dari populasi dan PDB 33,5 persen dari total PDB ASEAN pada 2014, Indonesia baru melakukan perdagangan 14 persen dari total pendagangan ASEAN.
Di sektor tenaga kerja, tingkat pendidikan rata-rata tenaga kerja Indonesia 67 persen SMP ke bawah. Sementara pengangguran di ASEAN 79 persen berpendidikan SMP ke bawah juga.
Bahkan, pendiri Yayasan Sosial dan Pendidikan Al-Hambra Indonesia ini mengatakan kini muncul usulan aneh agar madrasah dilikuidasi. Menurutnya, mungkin para pengusul itu tidak belajar sejarah pendidikan sehingga tidak tahu bahwa madrasah atau pesantren adalah pendidikan asli Indonesia.
"Madrasah merupakan ciri khas asli model pendidikan Indonesia. Namun para pengusul itu tak paham realitas kekinian pendidikan nasional bahwa sesungguhnya tanpa madrasah maka pendidikan dasar dan menengah Indonesia bisa lumpuh," katanya.
Oleh karena itu, untuk mempersiapkan generasi muda Muslim yang berkualitas, maka dibangunlah MSC. Kader-kader siasah cendekia dididik dan dipersiapkan untuk menempati mayoritas posisi di legislatif maupun eksekutif, termasuk yang sudah dekat yaitu Pilkada serentak 2017 dan 2018, pileg dan pilpres 2019, termasuk juga pilkades.
Dengan tujuan itulah MSC diikhtiarkan hadir. "Tidak mudah memang, tapi lebih tidak mudah lagi jika tidak pernah dimulai," kata Iqbal.