Rabu 24 Aug 2016 00:11 WIB

Rombak Pembelajaraan Bahasa Indonesia Tingkat SD

Bahasa Indonesia
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Bahasa Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Guru Besar Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Prof Dr Suyatno MPd meminta perombakan secara besar-besaran pada kurikulum pembelajaran Bahasa Indonesia tingkat SD.

"Saya sudah ujicoba beberapa kali, ketika metodenya tepat, anak itu tidak perlu diajari apa itu kalimat, apa itu paragraf, tapi justru dia langsung bisa membuat paragraf," katanya setelah pengukuhannya sebagai guru besar di Unesa, Selasa Malam.

Menurut pengurus Kwarda Pramuka Jatim yang sempat dua kali menjabat Kepala Humas Unesa itu, siswa haruslah menjadi subjek dari pembelajaran.

"Selama ini guru merasa tahu semuanya dan murid tak tahu apa-apa sehingga guru mendikte murid, padahal anak usia 7-12 tahun itu bisa mengkreasi bekal 10 ribu kosakata. 10 ribu kosakata inilah yang bisa dipakai untuk memproduksi kembali cerita-cerita anak," katanya.

Suyatno menjelaskan kosakata tersebut diterima oleh anak-anak dari ibunya ketika lahir, teman-teman serta pergaulannya.

"Saya mentreatment selama dua jam, anak sudah bisa membuat dua tulisan. Yang pertama profil temannya, kedua dongeng yag mereka sukai dan tidak sukai selama satu jam. Hasilnya sangat bagus dan tidak hanya belajar mengenal paragraf sehingga anak bisa lebih percaya diri," katanya.

Untuk mengubah kurikulum, katanya, hendaknya berangkat dari produktivitas pada anak, karena itu dirinya menciptakan formula besar yang ia tuangkan dalam jurnal ilmiahnya yang berjudul "Melejitkan Potensi Menulis Karya Sastra Bagi Anak".

"Formula BESAR yang saya tulis adalah ekstraksi dari beberapa sastrawan cilik yang saya teliti dan kemudia ujicoba ke anak saya yang umur 8 tahun dan siswa kelas 4 SD, ternyata sangat berhasil formula tersebut," imbuhnya.

Formula BESAR merupakan singkatan dari Baca, Eksplorasi, Strukturisasi, Aplikasi, dan Refleksi yang dapat dipakai untuk membiasakan anak menulis karya sastra. "Ketergantungan anak pada gadget seperti laptop, ponsel internet, twitter, facebook, WA, juga menjadi alasan dari terciptanya jurnal ilmiah itu," katanya.

Dalam pengukuhan itu, Prof Suyatno M.Pd (Fakultas Bahasa dan Seni) dikukuhkan bersama tiga rekannya, yakni Prof Dr Sari Edi Cahyaningrum MSi (Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam), Prof Dr Ir Aisyah Endah Palupi MPd (Fakultas Teknik), dan Prof Dr Dewie Tri Wijayanti MSi (Fakultas Ekonomi).

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement