REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melepas guru Sarjana Mendidik Daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (SM 3T) yang berasal dari sejumlah perguruan tinggi yang tersebar di Indonesia melalui video conference, Rabu (31/8).
Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbud, Sumarna Surapranata menuturkan, Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (LPTK) menempatkan 3.000 guru SM3T untuk pendidikan di daerah terdepan, terluar dan tertinggal.
"Tidak kurang, lebih dari 23 ribu sarjana pendidikan mendaftar program SM3T," kata Pranata, sapaan akrab Sumarna Surapranata di Gedung D Kemendikbud, Jakarta, Rabu (31/8).
Ia menjelaskan, program SM 3T hanya meloloskan 3.000 guru. Para guru itu, akan mengajar selama setahun di daerah 3T yang tersebar di 56 kabupaten pada 21 provinsi di Indonesia.
Pranata berujar, guru SM 3T akan mendapat pelatihan prakondisi sebelum berangkat ke daerah tujuan selama 17 hari. Pelatihan akan dilaksanakan oleh 12 LPTK, yaitu, Universitas Negeri Medan, Universitas Negeri Padang, Universitas Negeri Jakarta, Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Negeri Malang, Universitas Negeri Semarang, Universitas Negeri Surabaya, Universitas Pendidikan Ganesha, Universitas Negeri Makassar, Universitas Gorontalo, dan Universitas Syiah Kuala.
Para guru akan mendapatkan sejumlah bekal, seperti gerakan nasional revolusi mental, pembekalan kurikulum 2013, kepemimpinan dan manajemen pendidikan sekolah serta perencanaan kegiatan tahunan. Selain itu, ada pula bekal, keterampilan sosial kemasyarakatan, manajemen risiko, wawasan kebangsaan dan keterampilan visual.
Pranata berharap, program SM 3T dapat membantu pemerataan pendidikan di daerah sesuai program prioritas Presiden Joko Widodo. Serta, dapat membantu mengatasi permasalahan pendidikan daerah terutama, kukurangan tenaga pendidik.
"Program ini bertujuan memberikan pengalaman mengabdi kepada dunia pendidikan dan tanah air," katanya.