REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menargetkan 60 persen Kartu Indonesia Pintar (KIP) selesai terdistribusi ke seluruh Indonesia pada akhir September 2016.
"Kalau bisa, target kita di atas 60 persen. Sehingga tak tersalurkan, yang 40 persen nanti yang pakai cara berbeda," kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy saat meninjau SDN Islam Sabililah Kota Malang, Jawa Timur, Jumat (2/9). Namun, Mendikbud masih enggan menjelaskan secara rinci cara lain pendistribusian setelah tenggat waktu.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemendikbud, Didik Suhardi menjelaskan, alasan Mendikbud menargetkan hingga akhir September, yakni Kemendikbud menginginkan segara adanya Pemuktahiran Basis Data Terpadu (PBDT). Apabila belum maksimal, sisa pendistribusian akan menggunakan Data Pokok Pendidikan agar anggaran KIP bisa sampai ke anak-anak.
Namun, Didik mengatakan, saat ini Kemendikbud masih merumuskan mekanisme alternatif untuk menjangkau 40 persen KIP yang belum terdistribusi.
"Memang kan kartu, ini lagi kita pikirkan (bagaimana sisanya). Soalnya sudah ada kartu di lapangan, kalau kita terbitkan kartu lagi bisa jadi masalah," turur dia.
Didik menegaskan, selain manfaat KIP yang harus sampai ke siswa, yang terpenting yakni, bagaimana kartunya sampai ke siswa.
"Karena kartunya ini yang menjadi tanda dia, anak mendapat dana sampai di SMA. Prinsipnya gitu, ini sedang kita pikirkan caranya gimna, nanti kalau ada dua kartu juga bingung," tuturnya.