REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berencana memayungi sekolah dengan sejarah sebagai upaya mensukseskan pendidikan karakter bagi para pelajar.
"Kita ingin sifat baik, akarnya dalam kebudayaan itu, maksudnya kebudayaan memayungi," kata Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid di Museum Perumusan Proklamasi, Jakarta, Ahad (18/9).
Saat ini, ia mengatakan formulasi pendidikan karakter telah dirumuskan. Direktorat Jenderal Kebudayaan mempunyai bahan sejarah yang melimpah untuk menunjang pengajaran.
"Kita lihat, karakter yang ingin dibangun yakni yang punya akar historis dan kultural, karakter kuat anak bangsa," ujar dia.
Ia menyebut, pada 2016 sejumlah sekolah yang sudah menerapkan pendidikan karakter mulai mengimplementasi sejarah dalam pengajarannya. Namun, program sejarah memayungi pendidikan karakter akan mulai diterapkan pada 2017 mendatang.
Saat ini, sejumlah sekolah telah menerapkan kokulikuler mempelajari peristiwa sejarah. Pengajaran, tidak dilakukan di dalam kelas, melainkan dengan drama atau mengunjungi museum.
"Pasti nanti ada latihan buat guru-guru. Sejarawan dan komunitas bisa terlibat. Nanti pelatihan lewat model sertifikasi kecakapan mengajar, beda dengan sertifikasi guru," kata Hilmar.