Rabu 28 Sep 2016 20:02 WIB

'Suatu Saat Madrasah akan Jadi Pilihan Utama dan Pertama Orang Tua’

Penasehat Indonesia Bermutu dan mantan Sekjen Kemenag Bahrul Hayat  sedang memberikan sambutan di hadapan kepala MIN,  MTsN, dan  MAN  dalam acara FGD Madrasah Bermutu.
Foto: Dok IB
Penasehat Indonesia Bermutu dan mantan Sekjen Kemenag Bahrul Hayat sedang memberikan sambutan di hadapan kepala MIN, MTsN, dan MAN dalam acara FGD Madrasah Bermutu.

REPUBLIKA.CO.ID,‘ JAKARTA – Indonesia Bermutu bekerja sama dengan Kanwil Kemenag DKI Jakarta menyelenggarkan seminar dan focus group of discussion (FGD) yang mengusung tema "Merealisasi Madrasah Bermutu Universal" di Jakarta, Sabtu (24/9/2016). Seminar dan FGD ini dihadiri oleh para peneliti Indonesia Bermutu, Kanwil Kemenag DKI Jakarta, dan kepala sekolah, pengawas, serta  guru Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Madrasah Aliyah (MA) se-DKI Jakarta.

Kepala Kanwil Kemenag DKI  Abdurrahman mengatakan madrasah memiliki segala potensi untuk lebih bermutu daripada sekolah umum. "Suatu saat, madrasah akan menjadi pilihan utama dan pertama bagi orang tua untuk mendidik anaknya. Sebab,  sejatinya pendidikan di madrasah adalah pendidikan kehidupan paripurna yang memadukan segala potensi anak didik untuk bahagia di dunia dan akhirat,” kata Abdurrahman dalam rilis Indonesia Bermutu yang diterima Republika, Selasa (27/9/2016).

Untuk itu, menurut Abdurahman, Kanwil Kemenag DKI telah menyiapkan berbagai strategi merealisasikan  madrasah bermutu universal. “Salah satunya bekerja sama dengan Indonesia Bermutu dari mulai perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program penguatan madrasah,” tutur Abdurrahman.

Ketua Umum Indonesia Bermutu Awaluddin Tjalla meyakini kerja sama dengan Kanwil Kemenag akan mempercepat terwujudnya mimpi Indonesia Bermutu membangun mutu pendidikan dari pinggiran, dari madrasah.  Awal mengajak semua pelaku pendidikan madrasah terutama Kanwil Kemenag untuk bersama sama mengembangkan Kurikulum Madrasah Bermutu Universal.

Kurikulum ini, menurut Awal,  akan dikembangkan dari kekhasan yang hanya dimiliki madrasah. “Kekhasan tersebut akan dikemas menjadi rumah kreativitas dan inspirasi guru madrasah dalam mendidik para murid menjadi agen perubahan,” papar Awaluddin Tjalla.

Penasehat Indonesia Bermutu Bahrul Hayat mengemukakan,  madrasah pada hakikatnya adalah madrasah kehidupan. “Madrasah bermutu harus menjadi tempat di mana seseorang didik dan dikembangkan untuk menjalani kehidupannya  yang bermakna,” kata Bahrul Hayat yang menjadi pembicara kunci pada seminar dan FGD tersebut.

Bahrul menegaskan,  madrasah bermutu  wajib menjamin bahwa siswa melakukan pembelajaran tentang dunia (the world) , sesamanya (each other), dirinya (themselves), dan pembelajarannya (their learning).

"Madrasah bermutu memiliki tujuh  kecerdasan yakni cerdas akademik, cerdas spiritual, cerdas moral, cerdas emosional, cerdas lingkungan, cerdas pedagogis, dan cerdas manajerial," ungkap mantan  Sekjen Kemenag itu. Bahrul meyakini  tujuh  kecerdasan ini akan mampu merealisasikan  madrasah bermutu universal.

Pendiri Indonesia Bermutu Burhanuddin Tola memaparkan pentingnya para guru madrasah hijrah dari begitu-begitu saja menjadi begitu berbeda. “Hanya guru yang berani membuat perbedaan akan menjadi guru abadi bagi para murid,” kata Burhan. Burhan juga menyinggung pentingnya pendidikan madrasah membudayakan pembelajaran dan penilaian berpenalaran tinggi.

Peneliti IB Afrizal menambahkan, diharapkan kerja sama IB dan Kanwil Kemenag DKI  dalam rangka meningkatkan kualitas dan kompetensi guru-guru untuk  menuju Indonesia Bermutu. ”Dan pada akhirnya akan tumbuh anak-anak  murid madrasah yang cerdas berilmu dan cerdas beriman,” ujar Afrizal Sinaro.

Caption foto:

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement