REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan menggelar World Culture Forum (WCF) atau Forum Kebudayaan Dunia di Nusa Dua Bali pada 10-14 Oktober 2016. Acara yang digelar untuk kedua kalinya ini, mengambil tema Culture for an Inclusive Sustainable Planet.
"Melalui forum ini, kita ingin bagaimana kebudayaan jadi platform dalam pengambilan kebijakan seluruh dunia," kata Panitia Pengarah WCF, Azyumardi Azra di Kantor Kemendikbud, Senayan, Jakarta, Selasa (4/10).
Ia mengatakan, Indonesia merupakan sedikit dari sekian banyak negara yang kaya ragam budaya. Ditambah bonus demografi Indonesia yang luar biasa, setelah Cina, Jepang, Amerika Serikat, India. Dengan beragam kebudayaan, Indonesia mampu menjaga kehidupan berbangsa dan bernegara dengan damai.
Azyumardi mengatkan, WCF ingin mengubah dan menjauhkan dunia dari kekerasan. Dengan menjadi tuan rumah WCF, ia melanjutkan, Indonesia ingin memainkan peran yang lebih selektif dalam pengembangan multikultural yang damai.
Sementara itu, Dirjen Kabudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid berujar, WCF 2016 diharapkan akan menjadi wadah bagi peserta untuk berinteraksi dengan kekayaan budaya Indonesia.
"Indonesia sebagai rumah kebudayaan yang luar biasa kaya, dan harus melihat budaya bukan semata-mata sebagai warisan. Tetapi sebagai elemen dasar masa depan," ujar Hilmar.
Ia menargetkan, hasil WCF 2016 dapat menempatkan kebudayan dalam pembangunan. Selama ini, ia berujar, pembangunan dselalu identik dengan pertumbuhan ekonomi dan lain-lain.
Hilmar mengatakan, sekira 1.500 peserta dari 65 negara akan berpartisipsi dalam WCF 2016. Presiden Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan membuka forum kebudayaan itu. Forum tersebut akan memberikan ruang pada remaja, seniman, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) untuk berbicara tentang kebudayaan untuk membangun negara.