Senin 17 Oct 2016 13:10 WIB

'Kurikulum Harus Memaksa Guru Lebih Kreatif dan Inspiratif'

Rep: Damanhuri Zuhri/ Red: Irwan Kelana
Ketua Umum Indonesia Bermutu Awaluddin Tjalla, Peneliti IB Afrizal Sinaro, Pendiri IB Deni Hadiana, dan Ketua IB Cabang Bogor Raya Khairunnas (dari kiri ke kanan).
Ketua Umum Indonesia Bermutu Awaluddin Tjalla, Peneliti IB Afrizal Sinaro, Pendiri IB Deni Hadiana, dan Ketua IB Cabang Bogor Raya Khairunnas (dari kiri ke kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Indonesia Bermutu (IB) memiliki komitmen dan kepedulian yang kuat terhadap berbagai upaya peningkatan mutu pendidikan terutama mutu guru. Salah satunya dengan menyelenggarakan Klinik IB bulanan di salah satu sekolah laboratorium IB, Al-Iman Citayam, Bojonggede, Bogor, Jawa Barat,  Sabtu (15/10/2016).

Klinik IB,  menurut Peneliti IB Afrizal Sinaro,  memiliki moto "sekolahnya para guru pembelajar". Di klinik IB, para guru dididik ilmu mengenal guru dan murid, kurikulum, pembelajaran, penilaian, dan penelitian. “Klinik IB kali ini khusus mendiskusikan  penilaian pendidikan bermakna dengan narasumber pendiri Indonesia Bermutu Deni Hadiana,” ujar Afrizal, Sabtu (15/10/2016).

Deni Hadiana meyakini keberhasilan kurikulum 2013 diawali oleh niat baik para guru untuk mengubah pola sikap dan pola pikir dari biasa diberi pakan ikan menjadi terampil memancing ikan.Dulu, kata Deni,  pernah ada anggapan, panduan yang disusun Pemerintah sering memaksa guru untuk mengikuti apa yang Pemerintah minta dan mau.

“Namun saat ini tampaknya berbagai panduan yang ditetapkan Pemerintah harus memaksa guru lebih kreatif dan inspiratif dalam mengembangkan dan menyempurnakannya sesuai dengan kondisi kekinian di ruang kelas yang senantiasa hidup dan dinamis,” kata Deni yang juga sekretaris Dewan Pembina IB.