REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mempercepat menyalurkan manfaat Kartu Indonesia Pintar (KIP) pada penerimanya hingga Desember 2016. Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud, Hamid Muhammad menjelaskan, saat ini pencairan manfaat KIP hanya bisa dilakukan oleh siswa yang sudah terdaftar di Dapodik. Para siswa penerima KIP juga termasuk mereka yang keluarganya menerima KKS dan KPS.
Hamid mengatakan, berdasarkan data pada 17 Oktober 2016, setidaknya 11,1 juta anak dari 17,9 juta anak yang terdaftar ke Dapodik. Sementara anggaran yang sudah disalurkan ke bank sebesar Rp 5,4 triliun dari total Rp 10,3 triliun. Namun, baru 4.555 juta anak yang mrncairkan dengan anggaran sebesar Rp 2.103 triliun.
Hamid mengatakan, pihaknya telah meminta pada pihak bank agar berkoordinasi dengan kepala sekolah untuk mempermudah siswa mencairkan anggaran. Ia tidak menampik, selama ini banyak kendala terkait pencairan manfaat KIP, salah satunya kapasitas bank.
"//Kan ini ambil tunai dan yang ditangani jutaan anak. Kapasitas bank melayani itu 100 orang per hari, dioptimalkan sampai 200 orang. Padahal yang ditangani banyak. Jadi memang harus antri," tutur dia.
Selain itu, Hamid melanjutkan, kendala lain pencairan anggaran yakni, jauhnya jarak sekolah dengan bank. Sebab, sebagian besar penerima manfaat KIP yakni pelajar di daerah 3T.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, Hamid mengatakan, Kemendikbud menyiapkan dua jalur mempercepat penyaluran KIP. Pertama, pengambilan atau pencairan kolektif oleh kepala sekolah dengan membawa daftar anak yang sudah terdaftar ke Dapodik.
"Cukup surat keterangan sekolah dan tidak ada tambahan lain. Tetap kepsek harus tanggung jawab mutlak bahwa itu diambil dan diserahkan ke anak-anak," jelasnya.
Kedua, Hamid menuturkan, bank mendatangi sekolah dengan bus-bus. Namun, cara ini terkendala lokasi daerah. Hamid menyebut, pencairan dana KIP mendesak untuk dilakukan. "Jadi, kita target minggu pertama November sudah tersalur (KIP). Dan yang akan kita kawal bagaimana anak-anak ini cepat cairkan di bank," tuturnya.