Rabu 02 Nov 2016 13:55 WIB

Peraih Nobel Fisika Dianugerahi Gelar Adjunct Professor dari ITB

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Esthi Maharani
Gerard't Hooft.
Foto: www.staff.science.uu.nl
Gerard't Hooft.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Institut Teknologi Bandung (ITB) menganugerahi gelar kehormatan adjunct professor kepada peraih nobel fisika 1999 Prof Gerard 't Hooft. Penganugerahan gelar ini diberikan langsung oleh Rektor ITB Prof Kadarsah Suryadi bertepatan dengan acara International Conference on Mathematics dan Natural Science ke-6 di Aula Barat ITB, Rabu (2/11).

Prof 't Hooft mengaku bangga dan merupakan suatu kebahagiaan dapat dianugerahi gelar kehormatan oleh ITB. Hal ini dikatakannya menjadi pembuka gerbang kerjasama untuk mengembangkan ilmu fisika ke depannya.

"Saya sangat senang dan bangga mendapatkan kehormatan ini sebagai adjunct professor dari ITB. Walaupun masih belum tahu apa yang ditugaskan nantinya. Namun dengan adanya ini menurut dia akan membuka tabir sehingga kerjasama akan terjadi," kata Prof. 't Hooft kepada Republika usai menjadi pembicara utama dalam ICMNS 2016 dengan topik 'standard Model and Beyond' di ITB.

Menurutnya lewat tanggungjawab dari gelar yang diberikan kepadanya, akan banyak penelitian yang bisa dikembangkan bersama ITB. Sesuai perkembangan fisika baik di Indonesia maupun dunia. Profesor fisika teoretik di Utrecht University, Belanda ini pun dengan senang hati akan sesekali berkunjung ke ITB untuk menyampaikan perkuliahan secara langsung di hadapan mahasiswa. Di samping sumbangsi ilmu-ilmunya yang akan disampaikan melalui email ataupun telekonferensi.

Ke depannya untuk menguatkan penelitian fisika, ia ingin lebih banyak memberikan motivasi kepada mahasiswa. Agar terus menggali potensi mengembangkan keahlian di bidang fisika bahkan menemukan teori-teori baru.

"Karena kemajuan internet yang sangat canggih banyak sekali pengetahuan tentang kemajuan fisika dan sains sehingga itu juga memudahkan mahasiswa atau dosen untuk mendapat pengetahuan. Saya akan sangat senang membantu memotivasi mahawiswa ITB dan peneliti muda untuk melakukan meneliti lebih lanjut tentang fisika dan sains," tuturnya.

 't Hooft mengakui fisika merupakan bidang ilmu pengetahuan yang sulit. Namun juga sangat menantang. Menurutnya, bagi yang ingin menjadi ahli fisika maka harus lebih dulu mencintai agar menjadi motivasi untul mendalami ilmu tersebut.

Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (F-MIPA) ITB, Edy Tri Baskoro mengatakan Prof. 't Hooft diharapkan dapat memberikan sumbangsi ilmunya bagi mahasiswa ITB.  "Tentu kita sangat bangga beliau mau menjadi bagian dari ITB. Seorang ahli fisika kelas dunia yang akan memberikan motivasi dan ilmunya kepada mahasiswa," kata Edy.

Prof 't Hooft yang lahir 5 Juli 1946 di Den Helder, menjadi peraih hadiah Nobel fisika pada tahun 1999 dengan kontribusinya melalui "for elucidating the quantum structure of electroweak interactions". Penelitiannya terkonsentrasi pada teori gauge, lubang hitam (black hole) gravitasi kuantum dan aspek-aspek dasar mekanika kuantum. Kontribusinya untuk keilmuan fisika teoretik adalah dengan memberikan bukti bahwa teori gauge dapat direnormalisasi, regularisasi dimensional dan prinsip holografik.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement