Sabtu 05 Nov 2016 21:45 WIB

Full Day School Diuji Coba di 1.500 Sekolah

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mendikbud Muhadjir Effendy berudiensi saat melakukan kunjungan di kantor Harian Republika di Jakarta, Rabu (24/8).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mendikbud Muhadjir Effendy berudiensi saat melakukan kunjungan di kantor Harian Republika di Jakarta, Rabu (24/8).

REPUBLIKA.CO.ID,  LUWUK, SULTENG -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan pihaknya sudah menguji coba implementasi penguatan pendidikan karakter (PPK) atau yang disebut full day school pada 1.500 sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di berbagai daerah.

"Kita sudah mulaikan dengan pelatihan bagi para guru, kepala sekolah dan komite sekolah pada 1.500 sekolah sebagai percontohan (piloting) implementasi program penguatan pendidikan karakter. Alhamdulillah, sambutan daerah-daerah sangat baik," katanya dalam percakapan khusus dengan Antara di Luwuk, Ibu Kota Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, Sabtu (5/11).

Ia menjelaskan sekolah-sekolah yang melaksanakan PPK ini mewajibkan guru berada di sekolah minimum delapan jam setiap hari dan kepala sekolah tidak perlu lagi mengajar sehingga fokus untuk mengelola sekolahnya untuk mencapai tujuan-tujuan sekolah tersebut.

Konsekuensinya, adalah pada hari Sabtu, sekolah tersebut diliburkan sehingga anak-anak bisa berkumpul bersama keluarganya selama dua hari libur berturut-turut.

Menurut menteri, di tingkat SD, 70 persen pelajaran adalah menyangkut penguatan karakter dan 30 persennya pelajaran keilmuan yang ditimba di ruang kelas, sedangkan di tingkat SMP 60 persen penguatan karakter dan 40 persen keilmuan.

Soal materi penguatan karakter itu, kata menteri, Kemendikbud sudah menyusun pedoman umum namun implementesi teknisnya diberikan keleluasaan kepada sekolah untuk mengaturnya karena sekolah dirancang untuk mandiri dalam merumuskan program penguatan karakter sesuai potensi lingkungan dengan mengutamakan kearifan, keunggulan dan kecerdasan lokal.

"Masing-masing daerah atau sekolah saya harapkan tampil dengan ciri khas dan keunggulannya bahkan diharapkan tiap sekolah punya branding atau hal menonjol. Mungkin ada yang kuat dalam bidang religiusitas, ada yang menonjol dalam kemahiran membaca Alquran atau unggul dalam hal membentuk jiwa nasionalisme siswa," ujar menteri yang didampingi Sesjen Kemendikbud Didik Suhardi.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement