Ahad 06 Nov 2016 22:20 WIB

Mengintip Deretan Universitas Uni Eropa di EHEF 2016

Red: Citra Listya Rini
 European Higher Education Fair (EHEF) 2016 di Balai Kartini Expo, Jakarta.
Foto: Citra Listya Rini/Republika
European Higher Education Fair (EHEF) 2016 di Balai Kartini Expo, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA  --  Pameran Pendidikan Tinggi Eropa atau European Higher Education Fair (EHEF) kembali hadir di Balai Kartini Expo, Jakarta pada Sabtu (5/11) dan Ahad (6/11). EHEF 2016 di Jakarta resmi dibuka pagi ini oleh Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam Vincent Guerend dan para duta besar negara anggota Uni Eropa, serta Dirjen Kemenristekdikti RI Patdono Suwignyo.

Deretan universitas dari benua biru dapat dijumpai di EHEF 2016. Ada kampus dari Inggris, Irlandia, Prancis, Belanda, Belgia, Hungaria, Italia, Polandia, Finlandia sampai Swedia. Masing-masing kampus ramai dikunjungi para pelajar yang ingin melanjutkan belajar di Eropa. Perwakilan dari kampus pun terlihat agak kewalahan malayani dan menjawab pertanyaan para pelajar.

Linnaeus University dari Swedia misalnya menawarkan beragam jurusan baik untuk tingkat S1 dan S2. Jurusan untuk S1 misalnya Business and Economics, Computer Science/IT, dan Design. Sedangkan jurusan untuk S2 antara lain, Business and Economics, Computer Science/IT, Cultural Studies and Social Science dan Health and Behavioural Sciences.

Salah satu kampus dari Jerman yang hadir di EHEF 2016 adalah Hochschule Rhine-Waal. Jenjang S1 dan S2 dapat dijumpai di kampus ini yang memiliki Fakultas Society and Economics, Communication and Environment,

Technology and Bionics dan Life Sciences. Khusus untuk jurusan Digital Media yang merupakan bagian dari Fakultas Communication and Environment, tidak dipungut biaya perkuliahan.

Universitas Corvinus merupakan salah satu kampus dari Hungaria yang turut meramaikan EHEF 2016. Universitas ini terkenal dengan fakultas ekonominya. Lokasi kampus pun strategis yang tidak jauh dari jantung ibukota Hungaria, Budapest.

"Kami gabung EHEF 2016 salah satu tujuannya untuk mempromosikan kampus di Hungaria. Boleh dibilang kampus negeri di Hungaria cukup popular dan bagus rangkingnya. Samuel Universitas yang bagus di jurusan medis

yang diakui se-Eropa atau Universitas Cuorvinus Universitas yang fokus di ekonomi," kata Head of International Relations Hungarian Rector's Conference Fanni Kitti Balog kepada Republika.co.id di sela-sela EHEF 2016 di Jakarta, Ahad (6/11),

Fanni menyebutkan, saat ini mayoritas mahasisawa dan mahasiswi yang belajar di Hungaria berasal dari Cina. Disusul dari Vietnam, Jepang, dan India yang belajar di Hungaria. Sedangkan Indonesia, menurut dia, jumlahnya masih sedikit sekali. Setidaknya hanya 20 orang per tahun, padahal Pemerintah Hungaria menyediakan beasiswa kepada pelajar Indonesia untuk menuntut ilmu.

"Kami punya beasiswa yang ditawarkan untuk orang Indonesia dari Pemerintah Hungaria. Ini beasiswa tanggungan penuh, setiap tahunnya sebanyak 50 orang Indonesia berpeluang menerimanya. Ini hanya untuk mahasiswa tingkat Master dan PhD. Beasiswa yang cukup mudah untuk didapatkan," kata Fanni.

 

Director of International Programs dari Universitas Vistula, Hakan Cakar menyampaikan belajar di Polandia akan mendatangkan sesuatu yang unik di tengah lingkungan internasional. Sistem pendidikan universitas di Polandia juga diakui di Uni Eropa," kata Hakan kepada Republika.co.id.

Khusus di Universitas Vistula, mahasiswa dan mahasiswi dapat mengenyam ilmu di Fakultas Economics, Computer Science/Engineering, International Relations, Tourism and Recreation dan Sociology.

Hakan mengatakan, belajar di Polandia dibutuhkan biaya antara 3.000-5.000 euro per tahun. Untuk biaya hidup, senilai 3.000 euro per tahun cukup sebagai pelajar, namun sebanyak 5.000 euro per tahun sudah hidup lebih dari

layak di Polandia. Mahasiswa dan mahasiswa diperbolehkan bekerja selama masa kuliah tanpa izin kerja yang berbelit. Satu tahun visa perpanjangan setelah lulus dari universitas kepada mahasiswa agar bisa mencari pekerjaan.

Polandia negara yang nyaman dan cocok untuk menimba ilmu tanpa memandang asal-usual seseorang karena masyarakatnya yang ramah. Namun, Hakan mengakui Polandia memang kalah populer dari Jerman, Belanda, Prancis, Italia atau Inggris yang sama-sama terletak di benua biru.

Tahun ini, EHEF hadir di tiga kota di Indonesia, yaitu Yogyakarta, Jakarta, dan Surabaya. Dari keterangan tertulis Delegasi Uni Eropa menyebutkan, EHEF 2016 mendatangkan sekitar 130 universitas Eropa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement