REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) berencana menaikkan nominal beasiswa bidikmisi. Kenaikan nominal rencananya menyasar anggaran biaya hidup mahasiswa.
Menristekdikti Muhammad Nasir mengatakan pihaknya saat ini sedang memperhitungkan kemungkinan kenaikan nilai beasiswa bidikmisi. "Kita hitung bisa atau tidak nominal bidikmisi kita naikkan. Jika belum bisa menggunakan anggaran yang sudah ada, maka mungkin bisa diusulkan lewat anggaran negara. Atau, kami akan menggeser alokasi anggaran lain untuk keperluan beasiswa bidikmisi," ujar Nasir di Gorontalo, Kamis (10/11).
Saat ini, nominal beasiswa bidikmisi yang diterima setiap mahasiswa sebesar Rp 1 juta. Dana ini dialoksikan bagi dua kebutuhan, yakni biaya kuliah sebesar Rp 400 ribu dan Rp 600 ribu untuk biaya hidup.
Kenaikan besaran bidikmisi nantinya menyasar alokasi biaya hidup mahasiswa. Kenaikan ini dinilai penting mengingat setiap tahun ada kemungkinan kenaikan harga kebutuhan pokok.
Pertimbangan lainnya adalah melihat hasil belajar para mahasiswa penerima beasiswa bidikmisi yang mayoritas berprestasi baik. Dengan biaya hidup yang tidak banyak, mahasiswa sudah bisa membuktikan komitmen mereka dalam belajar.
"Jumlah bantuan yang mereka terima tidak terlalu besar, tetapi prestasi mereka luar bagus. Banyak yang memperoleh IPK di atas 3,5. Melihat potensi ini, tentu para mahasiswa itu perlu terus didukung," tambahnya.
Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Intan Ahmad, menuturkan prestasi penerima beasiswa bidikmisi dalam bidang akademis dan nonakademis tergolong memuaskan. Berdasarkan data 2015, lebih dari 51 persen penerima beasiswa bidikmisi memperoleh IPK 3,00 hingga 3,50. Lebih dari 28 persen mahasiswa penerima beasiswa bidikmisi memperoleh IPK di atas 3,50 dan sekitar 0,7 persen penerima beasiswa tersebut berhasil memperoleh IPK 4,00.
"Di bidang nonakademis, mereka pun berhasil mengikuti berbagai perlombaan seperti pemilihan mahasiswa berprestasi (mawapres) dan pekan ilmiah mahasiswa nasional (Pimnas)," ujar Intan.
Pada 2016, pemerintah mengalokasikan anggaran Rp 3,2 triliun untuk program beasiswa bidikmisi. Dana tersebut digunakan untuk membiayai program bidikmisi bagi 232.833 mahasiswa yang sedang menempuh perkuliahan. Selain itu, ada 75.000 mahasiswa baru penerima beasiswa bidikmisi yang ditanggung dengan alokasi dana sebesar Rp 450 miliar.