Jumat 25 Nov 2016 16:58 WIB

317 Siswa Yogya Dapat Bantuan Orang Tua Asuh

Rep: Yulianingsih/ Red: Dwi Murdaningsih
Putus Sekolah (ilustrasi)
Foto: Republika/Aditya
Putus Sekolah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sebanyak 317 siswa di Kota Yogyakarta mendapat bantuan Lembaga Orang Tua Asuh, Jumat (25/11). Penyerahan bantuan dilakukan secara simbolis oleh Plt Wali Kota Yogyakarta, Sulistyo.

Menurut Kepala Bidang Bantuan dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kota Yogya Irianto Edi Purnomo mengatakan, 317 siswa yang memperoleh bantuan LOTA DIY tersebut terdiri atas 283 SD, 14 siswa SMP dan 20 siswa SMA.

"Siswa SD akan memperoleh bantuan Rp 120 ribu/siswa, siswa SMP memperoleh Rp 180 ribu/siswa dan SMA memperoleh Rp Rp 240 ribu/siswa," ujarnya.

Bantuan LOTA DIY tersebut merupakan hasil tali asih dari PT Sari Husada, Pamella Supermarket dan perorangan. "Bantuan ini kami arahkan agar digunakan sebagai penunjang pendidikan. Seperti untuk membeli buku, tas atau sepatu. Sedangkan biaya operasional sekolah bagi siswa, sudah ditanggung melalui UPT Jaminan Pendidikan Daerah," ujarnya..

Plt Wali Kota Yogyakarta Sulistyo mengatakan, kepedulian pihak swasta maupun perseorangan di bidang pendidikan masih tetap dibutuhkan. Hal ini supaya siswa dari keluarga miskin tidak sampai memilih putus sekolah hanya karena terkendala biaya.

"Yogya dikenal sebagai kota pendidikan sehingga diharapkan semua anak-anak dapat bersekolah, minimal bisa menyelesaikan hingga tingkat SMA atau wajib belajar sembilan tahun. Jangan sampai ada siswa di Yogya yang putus sekolah sebelum SMA," ujarnya.

Menurutnya, intervensi Pemkot Yogya dalam bidang pendidikan sebetulnya sudah cukup besar. Siswa miskin pemegang Kartu Menuju Sejahtera (KMS) sudah dijamin hak pendidikannya bahkan hingga perguruan tinggi.

Namun kata dia, di luar biaya operasional yang ditanggung pemerintah, masih ada biaya penunjang guna mendukung kegiatan belajar mengajar siswa. Oleh karena itu, keberadaan LOTA sangat diapresiasi lantaran wujud peran nyata dari pihak swasta.

"Saya juga meminta orangtua terus mengawal pendidikan anaknya tanpa harus terlalu banyak membebani dan menuntut mereka. Pokoknya anak harus bisa terus bersekolah dan menuntut ilmu setinggi mungkin. Setelahnya, pasti ada jalan," katanya

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement