REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo mengajak kamar dagang dan industri (Kadin) terlibat dalam pengembangan pendidikan vokasional atau sekolah kejuruan (SMK) di Indonesia. Presiden mengatakan, pendidikan vokasional akan menghasilkan SDM terampil yang pada akhirnya akan dibutuhkan oleh dunia swasta.
Ia mencontohkan, semakin banyak investor yang membangun hotel di daerah tujuan wisata, maka kebutuhan akan tenaga terampil di bidang pelayanan akan semakin meningkat. Oleh karenanya, dibutuhkan pendidikan vokasional yang akan menyiapkan SDM untuk menjawab kebutuhan tersebut.
"Saya berharap Kadin berperan di sini. Karena masuk akal, yang seharusnya paling tahu kebutuhan swasta ya swasta sendiri, bukan regulator," kata Presiden, saat menghadiri rapat pimpinan nasional Kadin di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (1/12).
Ia kemudian merujuk pada sistem pendidikan kejuruan yang dijalankan di Jerman. Menurut Presiden, pihak swasta di Jerman juga mengambil peran penting dalam pengembangan pendidikan vokasi di negara tersebut.
Jokowi mengatakan, pemerintah dan Kadin Indonesia sebenarnya sudah bekerja sama dalam penyelenggaraan pendidikan vokasi. Namun begitu, menurut Presiden, jumlahnya masih belum cukup. "Tadi saya minta ke Pak Rosan (ketua Kadin) untuk ditambah, jangan hanya ribuan, tapi jutaan karena memang yang dibutuhkan banyak."