REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, jumlah guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang berkualitas di Indonesia hanya sekitar 20 persen dari total guru SMK yang ada.
"Indonesia hanya memiliki guru SMK yang berkualitas, sekitar 20 persen saja," kata dia dalam keterangan tertulis pada rapat koordinasi Penyiapan Tenaga Kerja Sektor Prioritas di Jakarta, Kamis (8/12).
Ia mengatakan, untuk meningkatkan kualitas pengajar SMK, pihaknya sedang menyiapkan konsep, tenaga kerja industri yang sudah memasuki masa pensiun sekitar usia 56 tahun. Artinya, purna karya yang notabene sudah berkecimpung di dunia industri cukup lama, untuk diberikan tanggung jawab sebagai guru SMK.
"Tentu kita beri modal berupa persiapan dan pelatihan sebelum terjun menjadi guru," tambahnya.
Menurut dia, dengan melibatkan para pegawai purna karya atau pensiunan menjadi guru SMK, diharapkan terjadi integrasi yang optimal antara kurikulum pendidikan dengan praktik kerja di lapangan. Langkah itu, bahkan akan meningkatkan jumlah guru SMK yang berkualitas, karena berhasil menggabungkan antara teori dengan kemampuan praktik di lapangan.
Dengan demikian, para lulusan SMK mampu menguasai skill terbaik dari suatu bidang industri yang akan dipergunakan saat terjun ke dalam dunia kerja. Selain itu, kata dia, pemerintah juga diharapkan bisa menggandeng industri untuk menghasilkan tenaga kerja yang memiliki kompetensi.
"Untuk mengikutkan industri secara masif, kita sedang merancang bagaimana caranya industri membuka pintu untuk kerjasama dengan SMK," ungkap dia.