REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo memutuskan Ujian Nasional (UN) tetap dilanjutkan. Keputusan itu diambil Jokowi usai memimpin rapat terbatas yang khusus membahas soal evaluasi UN di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (19/12).
"Presiden memutuskan Ujian Nasional tetap diadakan," ucap Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dalam konferensi pers yang digelar usai rapat.
Namun begitu, ia memastikan bahwa UN tahun depan akan dijalankan dengan sejumlah perbaikan. Salah satu perbaikan itu, menurut Pramono, dengan peningkatan kapasitas guru sehingga kualitas pendidikan diharapkan ikut meningkat.
"Harapannya Ujian Nasional ini bisa menjadi patokan untuk kemajuan para siswa kita di kemudian hari," ujarnya.
Lebih lanjut, Pramono mengatakan bahwa laporan dari Programme Internationale for Student Assesment (PISA) menjadi salah satu pertimbangan Presiden sehingga akhirnya memutuskan untuk melanjutkan UN. Dalam laporan yang dikeluarkan oleh Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) tersebut, Indonesia disebut mengalami peningkatan prestasi dalam sejumlah bidang ilmu dalam tiga tahun terakhir. Sehingga, pemerintah menyimpulkan bahwa sistem pendidikan yang diterapkan di Indonesia sudah pada jalur yang tepat.
Saat membuka rapat terbatas, Presiden menyebut prestasi Indonesia di bidang sains dan tingkat literasi meningkat, berdasarkan laporan PISA. Meski tak menjelaskan seperti apa peningkatannya, Ia mengatakan ranking Indonesia dalam laporan tersebut melompat cukup signifikan.
"Kalau tren ini berlanjut, maka diperkirakan tahun 2030 pendidikan di Indonesia akan setara dengan negara-negara di OECD," ujar Jokowi.
Jokowi cukup bangga dengan pencapaian tersebut karena menurutnya negara-negara lain justru mengalami penurunan skor.