REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Muhammad Nasir, mengatakan akan mengambil kebijakan peningkatan kualitas guru menyusul dibatalkannya wacana moratorium Ujian Nasional (UN). Kebijakan ini ditempuh dengan mempertimbangkan kualitas pendidikan menengah ke atas yang tidak merata.
Menurut Nasir, berdasarkan keputusan rapat terbatas (ratas) antara Presiden, Wakil Presiden dan beberapa kementerian terkait, Senin (19/12), wacana moratorium UN dibatalkan. Dengan demikian, pelaksanaan UN tetap berlanjut pada 2017.
"Merujuk putusan ini, kami ingin membantu menuntaskan problem kualitas pendidikan di SMA/SMK di Indonesia yang tidak merata. Mengapa bisa begitu? Karena kualitas gurunya," ujar Nasir di Gedung Kemenristekdikti, Selasa (20/12).
Karena itu, pihaknya bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) saat ini terus menyusun desain pelatihan peningkatan kualitas guru. Pelatihan ini nantinya menyasar para guru-guru pada mapel khusus seperti guru matematika, fisika, kimia, biologi atau guru-guru SMK.
Hal ini sejalan dengan pelaksanaan UN yang masih menguji mapel sains, matematika dan bahasa Inggris. "Karena itu ke depannya pembelajaran tiga mapel ini yang akan terus didorong," lanjut Nasir.
Dia menambahkan, berdasarkan hasil ratas, pelajaran di luar tiga mapel utama akan diujikan dalam ujian sekolah berstandar nasional (USBN).