REPUBLIKA.CO.ID, SOLO --- Sejumlah siswa di Solo memberi tanggapan beragam terkait keputusan Presiden Joko Widodo yang memutuskan untuk tetap menjalankan pelaksanaan Ujian Nasional (UN). Galuh, siswa kelas 12 SMK N 6 Solo mengaku keberatan dengan putusan tersebut. Menurutnya UN menjadi beban bagi siswa. Dia pun mengatakan keberadaan UN membuat pelajaran lainnya tersisihkan.
“Kalau bisa memang tidak ada UN itu, kasihan siswa terlalu fokus belajar pada mata pelajaran tertentu saja, tidak dengan pelajaran yang lainnya. Waktu habis di sekolah dengan banyak jam belajar tambahan,” tutur Galuh kepada Republika.co.id Rabu (21/12) siang.
Dia juga tak sepakat jika sekolah-sekolah menambah jam belajar hingga sore untuk mematangkan persiapan UN. Lain lagi dengan dengan Abdul Malik, siswa kelas akhir di MA Al Islam Jamsaren Solo. Dia begitu sepakat dengan keputusan UN tetap dilaksanakan. Dia juga mengatakan telah melakukan persiapan sejak lama untuk menghadapi UN. “Ada UN itu jadi lebih baik, kita fokus mencapai kelulusan dengan mempelajari mata pelajaran tertentu,” tuturnya.
Kendati demikian, menuturnya, keberadaan UN tidak serta merta mengesampingkan pelajaran lainnya. Terlebih kata dia, di sekolahnya terdapat ujian tambahan yakni praktik-praktik ibadah dan ilmu-ilmu Islam. Pelajaran-pelajaran tersebut pun menjadi syarat kelulusan di MA Al Islam Jamsaren.
“Kita punya ujian akhir madrasah berstandar nasional, tapi memang itu kebanyakan praktik jadi karena sudah keseharian seperti pelaksanaan fiqih itu sudah biasa. Sedang UN kan kebanyakan teori jadi kami perlu lebih fokus,” tuturnya.
Lebih lanjut kata dia sekolahnya telah menerapkan belajar ekstra bagi siswa akhir untuk menyambut UN. Selain itu, siswa lebih sering belajar mengisi latihan dari lembar soal SBMPTN. Sebab menurutnya soal UN diprediksinya tak jauh berbeda dengan soal seleksi masuk perguruan tinggi.
Sementara itu Afif Az Zahra, siswa kelas 12 SMA Al Firdaus juga menyatakan kesiapannya menghadapi UN. Hanya saja, dia berharap sekolah mulai mengurangi sejumlah mata pelajaran yang tidak masuk dalam UN. Hal ini agar membuat siswa lebih berkonsentrasi.
Di lain sisi, Afif mengkritik prihal kebocoran soal yang kerap terjadi dalam pelaksanaan UN. Dia berharap UN mendatang kebocoran soal tak terjadi lagi. Dia pun sering berpesan kepada teman-temannya untuk jujur dan berupaya sesuai kemampuan dalam menyelesaikan soal UN.
“Sering mendengar dari senior-senitor yang sudah lulus itu ada soal yang bocor, ada jawaban, itu tidak adil. Ini kan ujian kita, kerjakan semampu kita, saya sering ngumpul dengan teman-teman membahas ini juga,” tuturnya.