Kamis 22 Dec 2016 01:42 WIB

Ini Kata Pelajar Soal tak Disetujuinya Moratorium Ujian Nasional

Rep: Christiyaningsih/ Red: Dwi Murdaningsih
Siswa-siswi MTSN 3 Jakarta, mengerjakan soal ujian mata pelajaran bahasa Indonesia saat Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), Senin (9/5).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Siswa-siswi MTSN 3 Jakarta, mengerjakan soal ujian mata pelajaran bahasa Indonesia saat Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), Senin (9/5).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Tidak disetujuinya moratorium Ujian Nasional (UN) ditanggapi beragam oleh para pelajar. Keputusan ini salah satunya menuai kekecewaan Yohana Hartya, pelajar di Kota Malang. Ini artinya ia dan kawan-kawan tetap harus menempuh ujian kelulusan dua kali yakni ujian sekolah dan UN.  

Menurutnya, pemerintah sebaiknya tidak menerapkan kebijakan ujian akhir lebih dari satu kali. Pelajar di SMA Dempo Malang ini mengungkapkan agar bisa lulus, seluruh siswa harus mengikuti dua kali ujian yakni ujian sekolah dan UN. "Sebaiknya diadakan salah satu saja," harapnya.

Hartya mengisahkan seorang temannya yang sudah lulus ujian sekolah tertunda melanjutkan ke perguruan tinggi lantaran gagal di UN. Padahal temannya tersebut sudah diterima di perguruan tinggi negeri. Berkaca dari pengalaman itu, sistem dua kali ujian menurutnya kurang efektif.

Ia tak menampik selama ini UN masih dianggap sebagai momok bagi sebagian besar pelajar. "Rasanya percuma belajar kalau nilai harian bagus tapi gagal di UN, makanya banyak yang merasa was-was saat menghadapi UN termasuk saya sendiri," kata dia.

Kekhawatiran menghadapi UN akhirnya mendorong siswa bergabung dengan bimbingan belajar (bimbel). Meski demikian Hartya mengaku tak ikut ke lembaga bimbingan belajar manapun.

Selain tarif yang diterapkan relatif mahal, dengan berkonsentrasi belajar selama di sekolah menurutnya sudah cukup menghadapi UN. "Kementerian pendidikan pasti sudah mendesain agar UN sesuai dengan materi pelajaran sekolah jadi tanpa bimbel pun semestinya bisa mengerjakan UN," kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement