Ahad 25 Dec 2016 13:07 WIB

UMM Beri Perhatian Khusus Wajah Lingkungan Hidup Indonesia

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Angga Indrawan
Rektor UMM, Drs.Fauzan,M,Pd saat menyampaikan sambutan dalam Gazebo Forum mengangkat tema Wajah Bopeng Lingkungan Hidup Indonesia 2016 dan Mimpi 2017,di gazebo taman Perpustakaan UMM.
Foto: dok.Humas UMM
Rektor UMM, Drs.Fauzan,M,Pd saat menyampaikan sambutan dalam Gazebo Forum mengangkat tema Wajah Bopeng Lingkungan Hidup Indonesia 2016 dan Mimpi 2017,di gazebo taman Perpustakaan UMM.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) memberi perhatian khusus pada wajah lingkungan hidup Indonesia di tahun 2016 yang dinilai kian bopeng. Perhatian itu dicurahkan dalam gelaran UMM Gazebo Forum dengan tema “Wajah Bopeng Lingkungan Hidup Indonesia 2016 dan Mimpi 2017” yang digelar i gazebo taman Perpustakaan UMM, Sabtu (24/12).

Salah satu narasumber dalam acara tersebut, Abdulkadir Rahardjanto menyatakan, manusia kerap lupa, lingkungan hidup merupakan satu kesatuan ruang dengan manusia dan perilakunya. Maka dari itu, ketika manusia erusak lingkungan, sama halnya merusak diri sendiri.

“Lingkungan yang rusak secara otomatis akan merugikan kita juga. Oleh karena itu, penting untuk kita membangun pemahaman pada masyarakat bagaimana menyayangi lingkungan, karena itu sama halnya dengan menyayangi diri sendiri,” kata pakar lingkungan tersebut, dalam siaran pers yang diterima Republika, Ahad (25/12).

Redaktur Opini Koran Sindo, Pangeran Ahmad Nurdin yang juga menjadi narasumber pada acara tersebut menambahkan, sering kali media hanya mengangkat isu lingkungan bila sudah timbul masalah. Padahal, tema lingkungan dapat diulas lebih luas tak sekedar ketika ada masalah saja.

Pangeran melanjutkan, Indonesia merupakan negara yang kaya. Hanya saja, kita belum secara efektif memanfaatkan dan menyelematkan kekayaan tersebut. Menurutnya, lingkungan belum dianggap poin yang memberikan dampak positif secara finansial.

"Padahal, lingkungan memiliki banyak potensi, contohnya sebagai sektor pariwisata. Baru-baru ini saja masyarakat mulai tersadar mengembangkan pariwisata berbasis lingkungan," terang Pangeran.

Melengkapi kedua narasumber, Kepala PSLK UMM, Husamah dalam paparannya menguraikan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) yang dimiliki UMM sebagai bukti nyata partisipasi peduli lingkungan. PLTMH UMM menyumbang 15 sampai 20 persen energi alternatif untuk kepentingan operasional sehari-hari. 

"Tanaman yang hidup di lingkungan kampus 3 UMM juga memberi sumbangsih untuk menyerap karbondioksida sebesar 123 ton per tahun," terang Husamah.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement