REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) akan memfokuskan anggaran 2017 untuk pengadaan komputer untuk sekolah-sekolah di seluruh Indonesia.
"Anggaran kita akan ditarget untuk pengadaan komputer," kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (mendikbud) Muhadjir Effendy di kantor Kemdikbud, Senayan, Jakarta, Jumat (30/12).
Mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) itu menjelaskan, pengadaan komputer bertujuan untuk menunjang pelaksanaan ujian nasional berbasis komputer (UNBK). Pengadaan akan mulai dilakukan pada pertengahan Januari 2017. Pengadaan komputer, yakni sebanyak 4.000 unit, untuk satu unit sebanyak 23 komputer.
"Jadi simpel sekali kalau sudah pakai komputer, datang tak usah pakai kertas, tinggal pakai flashdisk," ujar dia.
Muhadjir menjelaskan, Kemdikbud telah menunjuk asejumlah sekolah untuk menjadi pusat pelaksanaan UNBK. Ia mencontohkan terdapat salah satu SMP di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang disiapkan untuk penyelenggaraan UNBK. Namun, karena dampak banjir bandang beberapa waktu lalu, sebanyak 142 komputer mengalami kerusakan. Selain itu, ia mengklaim banyak daerah yang antusias dengan penyelenggaraan UNBK.
"Banyak yang antusias menyiapkan UNBK. Banyak daerah yang buat langkah yang lebih maju, secara teoritis bisa terkover semua," jelasnya.
Namun, ia menyebut, masih terdapat sejumlah permasalahan parsial terkait pengadaan komputer masing-masing sekolah. Sehingga, Kemdikbud akan mengatasinya dengan menyelenggarakan ujian menggunakan kertas. Muhadjir meyakini, penyelenggaraan ujian menggunakan komputer dapat memperkecil risiko yang selama ini didapatkan dari ujian berbasi kertas pensil.
"Kita harus memastikan berapa sekolah yang membutuhkan, sehingga nanti pertengahan Januari akan ada pengadaan komputer yang 4.000 unit," ujar dia.
Muhadjir mengatakan, saat ini pihaknya mempunya data di mana saja sekolah yang siap menyelenggarakan UNBK, di mana saja sekolah yang mempunyai kelengkapan sarana prasarana komputer.
"Yang pentinga jangan terlalu percaya diri bahwa dengan komputer tak ada penyimpangan. Sudah ada pemetaan berapa sekolah yang akan bergabung," tutur dia.