Selasa 10 Jan 2017 09:27 WIB

Perlu Diperpanjang, Waktu Pelayanan Perpustakaan di Sekolah

Red: Irwan Kelana
Pengurus dan peneliti Indonesia Bermutu (IB) berfoto seusai menggelar diskusi bulanan di Tangerang, Banten, Ahad (8/1/2017).
Foto: Dok IB
Pengurus dan peneliti Indonesia Bermutu (IB) berfoto seusai menggelar diskusi bulanan di Tangerang, Banten, Ahad (8/1/2017).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Peneliti Indonesia Bermutu (IB) Asep Sunandar mengemukakan,  Indonesia perlu membangun budaya baru dalam pendidikan. Selama ini, semua aktivitas belajar berhenti pada saat jam sekolah berakhir.  “Bel berbunyi seakan menjadi penanda bahwa pelajaran hari itu telah selesai, siswa, guru, pegawai TU, penjaga perpustakaan juga ikut pulang,” ujar Asep pada diskusi Sawala IB di Tangerang, Banten, Ahad (8/1/2017).

Asep menambahkan, jam berkunjung ke perpustakaan juga hanya pada waktu istirahat. Dari dua kali istirahat masing-masing  15 menit, jelas sekali tidak akan mampu melayani siswa dalam peminjaman buku, atau membaca. Akibatnya, penggunaan buku-buku bacaan sangat rendah.

“Berdasarkan jasil penelitian, rata-rata tingkat keterpakaian buku perpustakaan hanya 15 kali dalam satu tahun, seharusnya bisa 40 kali,” ujar Sunandar yang juga dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Sunandar menwarkan beberapa solusi. “Salah satunya adalah dengan memperpanjang waktu pelayanan perpustakaan di sekolah,” tuturnya.