Jumat 03 Feb 2017 15:52 WIB

Mendikbud: Guru akan Dilibatkan dalam Pembuatan Soal USBN

Rep: Santi Sopia/ Red: Bayu Hermawan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy memberikan pemaparan di aula kampus Universitas Muhammadiyah Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (16/11).
Foto: Antara/Darwin Fatir
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy memberikan pemaparan di aula kampus Universitas Muhammadiyah Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (16/11).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah menyiapkan model pengganti Ujian Nasional (UN) yaitu Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN). Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan, dalam mekanisme USBN ini, para guru betul-betul dilibatkan. USBN bersinggungan dengan kalibrasi guru atau peningkatan kemampuan guru mengacu pada standar nasional.

"Pesan tidak terhenti agar guru terus melakukan kalibrasi diri agar memiliki pengetahuan, kecakapan yang betul-betul menguasai standar nasional yang ditetapkan pemerintah, yang selama ini kurang dapat perhatian. Maka kita turunkan bantuan ke guru untuk terus berlatih," ujar Muhadjir seusai menghadiri Penutupan Kegiatan Pembekalan Tenaga Pengajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) untuk Luar Negeri masa tugas tahun 2017 di IPSC, Sentul, Bogor, Jawa Barat, Jumat (3/2).

Mendikbud melanjutkan, proses pembuatan soal untuk USBN ini dipandu oleh Balitbang yang kemudian dimusyawarahkan para guru dalam sebuah asosiasi profesi. Kemendikbud menunjuk dua organisasi profesi guru, seperti Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dan Kelompok Kerja Guru (KKG) sebagai penyusun naskah soal USBN. Komposisinya, 75-80 persen naskah bisa dibuat guru dan sisanya disisipkan dari pemerintah pusat.

"Diturunkan ke guru secara kolektif, di dalam asosiasi, musyawarahkan bersama, di situlah dimasukkan kearifan lokal, ciri khas. Soal ujiannya sama. Misalnya sama-sama soal matematika, tapi bentuk penyajian, narasinya berbeda karena disesuaikan degnan kondisi lokal," katanya.

Menurut Muhadjir, ada tiga hal yang menjadi dasar guru melakukan kalibrasi, yaitu konten, proses dan evaluasi. Ia meyakini, jika guru dilatih secara intensif membuat soal berstandar nasional, maka guru bisa menghasilkan soal sekaliber nasional.

"Kayak tentara terus dilatih untuk perang, walaupun enggak tahu perang kapan, kita juga jangan sampai latihan hanya kalau mau perang, makannya latihan terus," ujar menteri yang pernah mengikuti Visiting Program, Regional Security and Defense Policy, National Defense University, Washington D.C., USA, 1993 itu.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement